MONEVONLINE.COM, JAKARTA – Guna menjaga habitat asli Danau Singkarak dan biota danau dari kepunahan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Ditjen Perikanan Budidaya dan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) menyalurkan bantuan benih dan permodalan bagi masyarakat pelaku usaha perikanan di Kabupaten Solok.
Penyerahan bantuan benih dan permodalan dirangkai dalam Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Bantuan diberikan berupa 673.000 benih ikan (benih nila, lele, emas, gurame dan patin), calon induk, pakan, bioflok dengan total nilai mencapai Rp1,7 miliar. Sedangkan bantuan permodalan yang diberikan oleh BLU LPMUKP kepada para pelaku usaha di Sumatera Barat mencapai Rp2,63 miliar. Penyerahan bantuan disaksikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini dan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto.
Pada kesempatan itu, dilakukan pula pelepasliaran (restocking) benih ikan nilem ke habitat asli Danau Singkarak, Sabtu (10/4/2021). “Ikan Nilem, sebagai salah satu ikan asli Danau Singkarak, ditebar dengan harapan jumlahnya dapat semakin banyak dan ke depan bisa menjadi sumber penghasilan masyarakat,” kata Slamet saat melepasliarkan benih tersebut bersama Anggota Komisi IV DPR RI yang berkunjung ke Danau Singkarak.
Secara umum, permasalahan yang saat ini dihadapi oleh masyarakat sekitar Danau Singkarak adalah sulitnya mendapatkan ikan bilih yang dikhawatirkan akan menjadi langka. Ikan bilih merupakan ikan endemik yang berkembang secara alami di habitat Danau Singkarak dimana sebagian besar masyarakat setempat mengantungkan hidupnya pada ikan ini, baik sebagai penangkap, pembudidaya maupun pengolah dan pemasar ikan bilih.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Yosmeri yang prihatin atas kondisi ketersediaan stock ikan bilih saat ini di Danau Singkarak. Terdapat kekhawatiran ikan bilih akan menjadi langka. Padahal, Danau Singkarak adalah danau terluas kedua di Pulau Sumatera dan terbesar di Sumatera Barat, merupakan habitat asli ikan bilih. “Saat ini Danau Singkarak satu-satunya yang masih terdapat ikan bilih, namun itu pun terancam punah,” ujarnya.
Untuk memecahkan permasalahan ini, dibutuhkan dukungan para pihak terkait untuk mengangkat permasalahan dan mencari solusi yang segera perlu dilakukan, sebelum ikan endemik ini punah.
Dalam kesempatan ini, terungkap juga harapan perlunya sinergi antara KKP, pemerintah daerah dan masyarakat setempat mencegah ikan bilih dari kepunahan. Sebagai informasi, hingga saat ini ikan bilih belum dapat dibudidayakan secara penuh sehingga ke depan perlu dilakukan riset untuk pengembangan teknologi agar ikan ini dapat dibudidayakan. Teknologi ini sangat ditunggu oleh masyarakat sekitar Danau Singkarak, agar mata pencaharian mereka tidak terganggu karena kelangkaan ikan bilih. (rls/red)