Daerah  

Bupati Winarti Target Tulangbawang Bebas Stunting

Monevonline.com, Tulang Bawang – Bupati Tulangbawang Winarti, mempimpin langsung pelaksanaan Rembuk Stunting, di ruang rapat utama Kantor Bupati dan diikuti oleh 15 Kecamatan secara virtual, Kamis (20/5).

Dalam Rembuk Stunting tersebut sekaligus deklarasi dan penandatanganan komitmen bersama percepatan penurunan angka Stunting di Kabupaten Tulangbawang.

Pelaksanaan stunting dihadiri Sekda Antoni, Ketua DPRD Sopii, Kadis PPPA Desy Kesuma Yudha, Kadis Ketahanan Pangan Raden Mansus, Kepala Bappedda Dicky Shoerahman, Kadis Pendidikan Restu Irham, Kadis Kesehatan Fatoni, Waka Polres Tulangbawang.

Deklarasi penandatangan komitmen bersama Bergerak Melayani Warga (BMW) konvergensi penurunan stunting disepakati bermaksud supaya penurunan stunting ditahun ini benar benar dapat dicapai lebih siknifikan. Karena Konvergensi percepatan pencegahan stunting adalah intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama menyasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa untuk berupaya mencegah stunting.

Seperti dikatakan Bupati Winarti dalam sambutannya, penanganan stunting di Tulangbawang berjalan sangat baik pada tahun 2020 angka stunting Tulangbawang 12,79 persen dan dari data terakhir grebek stunting di 15 kecamatan menurun menjadi 8,93 persen. Dimana hal ini bahkan melebihi target penurunan angka stunting nasional sebesar 14 persen.

“Saya berharap untuk kedepanya Kabupaten Tulangbawang pada tahun 2024 bisa bebas Stunting dan ini bisa kita dilakukan secara bersama sama,”ujar Winarti.

Pada kesempatan yang sama, Fatoni, Kapala Dinkes juga menyampaikan bahwa perlu adanya keseragaman persepsi seluruh pihak yang terkait dengan progran percepatan penurunan stunting ini.

Berbicara soal stunting, ia mengatakan bahwa saat ini masih ada kesan bahwa tugas itu cukup diselesaikan oleh Dinas Kesehatan saja namun tidak demikian tentunya.

“Cukup Dinas Kesehatan selesailah itu, ini yang kita dengar. Padahal berbicara soal percepatan penurunan stunting, ada 20 indikator yang menjadi tolak ukur dan ini tidak hanya berada pada Dinas Kesehatan, melainkan juga Perangkat Daerah lainnya dan juga masyarakat yang harus selalu menjaga kesehatan sehingga penurunan stunting bisa dicapai,” papar fatoni.

Selain itu, konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting adalah Intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama.

“Ini dilakukan dengan menyasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa untuk mencegah stunting. Penyelenggaraan intevensi, baik gizi spesifik maupun gizi sensitif secara konvergen dilakukan dengan mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pencegahan stunting,” ungkap Fatoni. (Jaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *