Monevonline.com, Karya para perupa pada hari kedua pameran seni Money Oriented di Timless Coffe Bar, Metro laku terjual 30%, Selasa, 6 September 2022.
Seorang perupa, Baskoro mengungkapkan kesenangannya mengikuti gelaran tersebut. Dia turut serta memamerkan karyanya karena ini moment langka bagi seniman.
“Alhamdulillah, sejak dibuka Sabtu malam hingga hari ini telah terjual 30 persen dari seluruh karya yang dipamerkan,”ungkapya di Timless Coffee Bar,Minggu malam (4/9/2022).
Ucil salah seorang perupa mengatakan, pameran kali ini lebih banyak dikunjung anak-anak muda. Hal itu disebutnya kemajuan dan sesuai segmentasi awal.
Pameran ini sendiri menurutnya bertujuan menciptakan ruang pamer yang lebih dekat dengan khalayak muda.
“Pengunjungnya tidak hanya dari Kota Metro, ada dari Tubaba dan Bandar Lampung ini tentu menggembirakan kami,” ujar Ucil yang karyanya berhasil diboyong oleh pengunjung dari Bandar lampung tersebut.
Selain memamerkan karya para perupa, sejumlah acara juga digelar sebagai upaya memberikan informasi dan edukasi kepada pengunjung tentang proses berkesenian dari para perupa tersebut.
“Salah satu misi pameran ini juga berupaya untuk menghidupkan kembali diskusi seni lebih dekat lagi kepada khalayak muda,” tambahnya.
Sementara itu Reza salah seorang pengunjung dari Bandar lampung mengatakan beberapa karya di pameran ini berpotensi untuk dikembangkan dan dipasarkan secara luas.
“Seperti karya ukiran kayu dengan konsep miniatur milik Golbert mungkin bisa dipasarkan secara luas dan diurus hak intelektualnya,” ujarnya.
Golbet sendiri adalah perupa yang menyalurkan kemampuan artistiknya pada media kayu, yang bentuk-bentuk cenderung mengedepankan visual imajinatif anak-anak.
Reza sengaja hadir ke pameran tersebut untuk melihat karya-karya yang dipamerkan. Pameran Seni Money Oriented ini sendiri masih akan berlangsung hingga 9 September mendatang.
Pameran para perupa yang diselenggarakan di kota Metro ini juga menarik atensi pecinta seni sekaligus tenaga pengajar Institut Teknologi Sumatera. Wisnu Wijaya mengatakan pada Senin, 5 September.
Yang menarik dari pameran ini adalah pemetaan yang diharapkan penyelenggaran tercapai. Para pengunjung yang datang berasal dari kalangan anak-anak muda.
“Biasanya pameran seni ini selalu dikunjungi para elit, seperti pemangku kebijakan dan ketua partai politik. Tapi ini beda. Anak-anak muda mulai antusias menengok karya seni, bahkan membeli untuk koleksi pribadi,” kata Wisnu Wijaya.
Dalam gelaran ini, banyak karya dari perupa yang mengambil sudut pandang kriya namun digabungkan dengan konsep industri tanpa melupakan spirit berkarya.
“Saya kira kemarin yang hadir bukan dari kalangan elit. Saya tahu pameran seni rupa pembelinya dari kalangan elit seperti pemerintah dan ketua partai politik. tapi ini anak muda, jadi ini menjadi perspektif baru bagaimana teman-teman ini menjalankan aksinya telah meretas batas-batas. Jadi, karya seni itu menjadi benda yang bisa dikoleksi para millenial,” tutup Wisnu.
(Alfa)