Demi Tuntutan Susu Anak, Residivis Peras Sopir

MONEVONLINE.COM, Tanggamus – Tim khusus anti bandit (Tekab) 308 Polres Tanggamus menangkap SO alias Iyan Dogok (35) dengan persangkaan telah melakukan pemerasan.

Tersangka ditangkap di area Pasar Kota Agung berikut barang bukti 3 lembar kwitansi dan uang tunai sebesar Rp130 ribu hasil pemerasan terhadap sejumlah sopir truck di pasar setempat.

Dalam melancarkan aksinya, tersangka yang merupakan resedivis kasus yang sama itu, meminta uang keamanan kepada para sopir yang bongkar muat dengan bermodalkan kwitansi dengan cap Mitra Pengamanan Pasar Kota Agung dengan variatif antara Rp100 ribu – Rp200 ribu.

Kasat Reskrim Polres Tanggamus AKP Edi Qorinas, SH mengungkapkan, tersangka ditangkap berdasarkan laporan Febriansyah (20).

Korban mengalami dua kali pemerasan pada tanggal 13 Juni 2020 dan tanggal

10 Juli 2020 ketika korban yang merupakan sopir warga Buyut Udik, Gunung Sugih Lampung Tengah sedang bongkar muatan, dipaksa membayar uang keamanan sebasar Rp150 ribu dan Rp200 ribu.

“Atas laporan tersebut, kemudian dilakukan penyelidikan dan penyisisiran sehingga tersangka berhasil ditangkap di area pasar Kota Agung kemarin, Jumat (28/8/20) siang,” ungkap AKP Edi Qorinas mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Oni Prasetya, SIK., Sabtu (29/8/20).

Kasat menjelaskan, kronologis kejadian berdasarkan keterangan korban, bermula pada saat sedang membongkar muatan barang di Pasar Kota Agung kemudian tersangka datang dan meminta uang dengan alasan jatah enam bulan.

Awalnya korban tidak memberikan, Namun tersangka mengancam dan tidak mengizinkan menurunkan barangnya di area pasar. Karena takut usahanya berjalan sulit, korban akhirnya memberikan uang senilai Rp150 ribu pada Juni 2020 dan Rp200 ribu pada Juli 2020.

“Atas kejadian tersebut, korban melaporkan pemerasan tersebut,” jelasnya.

Kasat menegaskan, saat ini tersangka dan barang bukti 3 kwitansi serta uang tunai Rp130 ribu diamankan di Polres Tanggamus guna proses penyidikan lebih lanjut.

“Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal 368 KUHPidana, ancaman maksimal 9 tahun penjara,” pungkasnya.

Sementara dalam keterangannya, SO mengakui semua perbuatannya. Hal itu kembali dilakukan selepas ia keluar dari penjara. Sebab ia belum mempunyai pekerjaan tetap sementara anaknya membutuhkan susu.

“Terpaksa pak, belum ada kerjaan tetap sementara anak butuh susu,” kata dia.

Menurut tersangka, atas hasil perbuatannya itu ia tidak mengambilnya sendiri namun berbagi kepada rekannya serta hanya mengambil Rp50 ribu untuk dibawa pulang.

“Paling cuma Rp50 ribu yang saya bawa. Sisanya dibagi ke temen-temen Ormas,” tegasnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *