Muhammad Alfariezie
Monevonline.com, Pemkot Bandar Lampung telah memperluas dan mungkin mempermudah iklim investasi demi misi mewujudkan daerah padat penduduk ini berlabel metropolitan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kota Bandar Lampung, Muhtadi mengatakan. Pemkot Balam bersama investor bakal mendirikan Proyek besar super block yang akan dibangun sekitar depan Transmart pada lahan 20 hektar.
Proyek triliunan ini akan menyediakan apartemen, mall, sekolah, bahkan rumah sakit. Total dana investor yang akan digelontorkan untuk investasi jangka panjang ini diperkirakan Rp2 triliun.
Suatu gebrakan lumayan dari pemimpin kota sebelum Eva Dwiana yang telah membangun playover dan underpass di bilangan Universitas Lampung. Selain itu pada pemerintah Gubernur Lampung juga ada pembanguan Mall Boemi Kedaton yang cukup megah karena berdampingan juga dengan hotel Radison.
Kalian pernah menengok jembatan penyeberangan orang di area Ramayana dan pasar bawah kota Bandar Lampung yang jauh kesannya aduh gimaya ya andai dibandingkan dengan kota metropolitan.
Kesan jembarangan tersebut bak penyebarang rawan kriminalitas serta mohon maaf (peminta-minta). Belum lagi ada beberapa lembar pembungkus alat kelamin khusus berhubungan seks yang tercecer di tangganya. Terus pemasangan kabelnya yang kurang tertata sehingga bisa jadi membahayakan para pejalan.
Problem rupa buruk jembatan penyebarangan di sana masih berlanjut karena besi penyanggah berkarat berindikasi melukai penyeberang, problem yang lain juga tetap ada, yakni penyangga peganggan perlintasan berkarat yang barangkali rapuh sehingga keselamatan bocah, ibu dan bapak serta kakek nenek—duh aduh bagaimana yaa
Bagi kaum perempuan pun, tangga penyebarangan di sana terbilang tidak layak. Pada titiannya terdapat lubang atau bolongan sehingga memungkinkan bahkan memudahkan pelecehan bagi kaum hawa sebab kaum laki-laki gampang mengintip dari celah-celahnya ketika perempuan meniti anak tangga berkarat dan berlubangnya.
Dari atap tangga penyeberangan yang fungsi fundamentalnya melindungi pejalan dari terik atau hujan pun tampak ada beberapa yang jebol, bolong mungkin karena pembangunannya tidak ikhlas atau boleh jadi anggarannya dicomot atau mungkin kesalahan struktur atau boleh jadi pengerjaannya asal-asalan saja.
Sebagian lampu di tangga penyeberangan itu pun hilang entah dicuri, dipecahkan atau belum dipasang pengelola. Wah bagaimana perawatan jembatan penyeberangan ini? Kok bisa ada lampu yang belum dipasang. Padahal pejalan kaki malam sangat-sangat memerlukan penerangan jika melalui jembrangan pasar bawah itu.
Parah, catnya yang seolah ingin meniru pelangi mejikuhibiniu pun masih dapat dikatakan tak menyerupai. Belum alasnya yang berkarat. Bayangkan jika jembatan itu roboh. Kendaran roda empat, roda dua berlalulalang tanpa tepi. Apalagi itu kawasan padat lalulintas. Berapa nyawa yang akan melayang lantara pembiaran?
Menuju Lampung kota Metropolitan mesti juga memikirkan jembatan perekonomian ini. Di Jakarta, jembatan penyebarangannya sudah layaknya tempat wisata. Di sisi kanan dan kiri ada taman.
Jembatan penyebarangannya pun berjejal lelampu pelangi sehingga siapa-siapa yang melalui dapat berfoto ria memamerkan kepada dunia bahwa Indonesia hendak bersaing dengan Eropa, sebut saja Paris Perancis.
Dari atas tangga penyeberangannya pun, laki-laki dan perempuan atau yang sedang kasmaran dapat melihat jutaan pernak-pernik kebanggan malam Indonesia.
Pertanyaannya, kapan wujud Lampung sebagai kota Metropolitan benar-benar menerapkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia, yang berarti kenyamanan bagi anak-anak, perempuan dan laki-laki.
Pertanyaan yang lain, kapan wujud Lampung sebagai kota Metropolitan dapat dibanggakan warganya walau cuma jembatan penyeberangan orang?
Hallo Walikota, ini opini kita. Semoga rakyat Lampung bisa bergembira berjalan kaki dan meniti kemudian melintas dan meresapi suasana kota yang katanya bakal metropolitan.