Opini  

Peserta Didik Baitul Muslim Pandai Ngolah Adegan Haru

Pada bagian awal, kejujuran peserta didik ini sangat terasa dan mengena. Apalagi dalam adegan pada menit 02.15 - 02.38.

Monevonline.com, Haru, adalah power film Hikmah produksi siswa dan siswa SMP Baitul Muslim kabupaten Lampung Timur. Dalam Film yang lokasi produksinya di desa Wana, Kecamatan Melinting itu—

Mula-mula saya menduga isi ceritanya bakal dipenuhi promosi budaya, tempat hingga logat bicara. Ternyata tidak, film binaan Hendrie Gie ini memiliki input – proses – output yang menghasilkan kejutan. Haru

Pada bagian awal, kejujuran peserta didik ini sangat terasa dan mengena. Apalagi dalam adegan pada menit 02.15 – 02.38.

Seorang anak tertunduk lesuh karena cemas bercampur harap ketika gurunya mengumumkan penyelesaian administrasi menjadi syarat utama untuk bisa mengikuti ujian.

Yang didapat dari kejujuran skenario itu adalah, ternyata selain penting bagi masa depan generasi bangsa, pendidikan juga merupakan kesulitan bagi sebagian warga. Namun ini bukan yang utama dari film Hikmah.

Seperti yang dikatakan pada paragraf awal, film Hikmah mempunyai proses yang apik dan ending yang mengejutkan. Penonton diajak untuk berinteraksi batin ketika masuk adegan menit 04.44-05.56.

Anak-anak ini pandai mengolah dialog. Adegan itu dapat mengusik perasaan dan pemikiran laki-laki, terlebih bagi seorang calon bapak.

Dari film itu, sosok bapak sebagai orang yang bertanggung jawab menyokong biaya pendidikan anak sanggup membuat haru penonton.

Adegan itu menyentil perasaan laki-laki untuk terus memperjuangkan hidupnya dan juga orang-orang yang dicintai. Tak peduli berapa lelah dan jauh perjalanan yang harus dilewati karena anak dan keluarga adalah nomor satu.

Masuk dalam adegan pertemuan bapak yang anaknya terancam tidak bisa mengikuti ujian karena belum menyelesaikan administrasi dengan kepala sekolah. Siswa dan siswi Baitul Muslim cukup jelih membangun klimaks. Pada adegan sujud syukur–

Penonton benar-benar diberi tontonan yang kejutannya adalah haru.

Terima kasih kepada anak-anak peserta didik Baitul Muslim yang telah membangun cerita apik ini. Sebagai penonton dan laki-laki juga calon bapak, merasa diingatkan–

Keluarga lebih penting dari sekadar gengsi atau letih.

(Alfa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *