Pertanian Belum Janjikan Kesejahteraan

Muhammad Alfariezie

Monevonline.com, Pertanian masih mendominasi perekonomian Lampung. Buktinya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan provinsi ini sebagai lokomotif ketahanan pangan. Selamat untuk Lampung dalam rangka hari tani nasional 24 September 2023.

Asumsinya, pertanian Lampung tidak baik-baik saja. Walhi Lampung sinis menyambut Hari Tani Nasional. Mereka menilai petani di Lampung sengaja didesain tidak berdaya dalam mengelola akses lahan, pupuk dan tak memiliki posisi menentukan harga tawar.

Dalam postingan Ketua Walhi Lampung Irfan Tri Musri pada Senin, 18 September 2023, kehidupan petani diibaratkan tandur yakni berjalan bungkuk dan mundur.

Ibarat tandur, hidup petani berjalan bungkuk dan mundur,” postingan Ketua Walhi Lampung Irfan Tri Musri.

  • Alokasi Pupuk Subsidi Jauh dari Kebutuhan Petani

Irfan banyak mempertanyakan arah kebijakan Gubernur Lampung dalam program petani berjaya. Belum ada arah kebijakan yang signifikan. Terutama perihal kartu petani berjaya yang sampai Hari Tani Nasional 2023 ini masih tak memiliki kejelasan.

Kita belum tahu apa saja yang jadi program-programnya dan kita masih belum tahu seberapa jauh program petani berjaya dirasakan masyarakat,” ungkap Irfan.

Pupuk subsidi adalah persoalan yang belum terselesaikan dalam program petani berjaya. Berdasar jejak digital pada Juli 2022, alokasi pupuk subsidi jenis urea hanya 285.405 ton berbanding 485.710 ton yang dibutuhkan kelompok tani Lampung. Selain itu, alokasi pupuk subsidi jenis NPK hanya 178.036 berbanding 803.061 ton kebutuhan pertanian Lampung.

Program petani berjaya masih tidak jelas. Sampai hari ini petani masih dipersoalkan sulitnya mengakses pupuk subsidi,” katanya.

  • Ekonomi Petani Dibawah Garis Kemiskinan

Sebagai lokomotif pertanian nasional, ternyata ekonomi penggarap lahan Lampung masih berada di bawah garis kemiskinan. Bahkan ini berlaku untuk komoditi unggulan Lampung, yaitu pertanian kopi. Pengamat ekonomi Lampung Asrian Hendi Cahya mengatakan pada Juli 2023. Hitungan garis kemiskinan pada Maret 2022 Rp514.000 perorang.

Kalau ada 4 orang dalam satu RT maka kebutuhan per RT Rp 2 juta. Jadi setahun 24 juta, dibawah angka itu berarti termasuk miskin,” katanya.

Produktivitas kopi Lampung saat ini sekitar 7 kuintal yang harga perkilonya berkisar diangka Rp 30.000. Dari perkalian itu maka pendapatan petani kopi Lampung pertahunnya hanya 21 juta.

Pendapatan petani kopi yang kurang dari biaya kebutuhan itu belum termasuk hitungan margin perawatan dan lain-lain.

Tegas Walhi menyalahkan kegagalan program pertani berjaya Lampung karena belum bisa mengangkat harga jual produksi pertanian dan meningkatkan taraf hidup petaninya.

Harga jual pertanian baik singkong dan lainnya cenderung belum stabil. Harga jual produk petani lebih sering turun daripada naik,” ucap Irfan.

  • Lahan Pertanian Lampung Dikuasai Korporasi

Banyak hal yang dapat dijadikan topik pembicaraan untuk justifikasi pertanian Lampung tidak maju. Salah satunya penguasaan lahan oleh korporasi yang menimbulkan konflik sosial dan mengebiri kesejahteraan petani. Seperti yang dikatakan Ketua Walhi Irfan Tri Musri. Banyak konflik antar perusahaan dan masyarakat akibat penguasaan lahan ini.

Misal seperti yang terjadi di Way Kanan dan yang terbaru di kabupaten Lampung Tengah,” katanya.

Enggak sedikit pekerjaan rumah pemerintah untuk mensejahterakan petani di Lampung. Jangan terlalu jumawa atas pernyataan Lampung sebagai lokomotif pertanian nasional. Opininya, petani di Lampung belum bisa merasakan pernyataan itu. Mulai dari konflik hingga petani yang masih di bawah garis kemiskinan memerlukan kerja nyata dari pemerintah pusat, provinsi maupun tingkat kota/kabupaten.

Pemerintah harus serius memperhatikan. Jangan slogan tanpa hasil atas kerja keras yang serius,” kata Irfan.

  • Petani Tak Bisa Tentukan Harga Pasar

Asrian Hendi Cahya juga mengatakan pada Senin, 18 September 2023. Sektor pertanian Lampung belum menjanjikan kesejahteraan kendati mendominasi perekonomian provinsi ini. Ia tak menampik ada banyak kemajuan dalam pertanian Lampung. Namun ia juga mengatakan pertanian Lampung mengalami banyak masalah. Kemiskinan petani Lampung masih lebih tinggi dari nasional dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM-nya) pun masih lebih rendah dari nasional.

Perekonomian Lampung masih didominasi sektor pertanian. Sebagian besar pekerja ada di sektor pertanian. Jadi pertanian merupakan andalan perekonomian rakyat Lampung. Walau sudah banyak kemajuan, tapi banyak juga masalahnya. Kemiskinan masih lebih tinggi dari nasional dan IPM juga masih rendah dari nasional,” tutur Asrian.

Selain produktifitas yang masih rendah dari nasional, faktor lain minimnya kesejahteraan petani di Lampung ialah harga yang hanya memihak pada konsumen padahal margin petani cukup merepotkan.

Petani cenderung hanya sebagai penerima harga maka harga produk pertanian cenderung tertahan dan relatif tidak stabil,” ungkap Asrian.

Selama ini, penjualan hasil tani Lampung cenderung primer atau belum diolah. Contohnya kopi. Organisasi pertanian hanya menjual kopi dalam bentuk biji. Contoh satu lagu penjualan pertanian Lampung sebagai produk primer adalah kakao yang bahkan dibeli langsung dari sawah atau lahan.

Keadilan pasar pertanian dalam arti memposisikan penjual dan pembeli menjadi setara adalah tantangan besar untuk mensejahterakan taraf hidup petani Lampung. Pemerintah harus bisa memberi perlindungan terhadap petani dan lebih luas aktifitas pertanian yang tidak hanya menyasar korporasi.

Pemerintah harus menjamin hilangnya faktor distorsi pasar. Artinya, pasar hasil pertanian mendapat perlindungan,” kata Asrian.

  • Hilirisasi Pertanian Lampung Mandek

Satu dari banyak media nasional merilis berita tentang hiliriasi produk pertanian Lampung yang ternyata masih belum maksimal. Hilirisasi adalah program penting untuk meningkatkan harga jual yang dapat mensejahterakan taraf pertanian Lampung dan bukan tak mungkin menyumbang pendapatan daerah.

Memaksimalkan hilirisasi tentu tidak mungkin lepas dari penguatan intelektualitas sumber daya manusia yang mengolahnya. Asrian menyebut, power hilirisasi produk pertanian ada di desa dan kecamatan sehingga pemerintah harus sadar untuk meningkatkan kualitas aktifitas petani di tingkat bawah.

Produk pertanian didorong untuk ditingkatkan nilai tambahnya dengan pengolahan. Malah perlu penguatan ditingkat desa-kecamatan sehingga ada keseimbangan antara sektor industri dan pertanian,” ungkapnya.

Selain itu yang enggak kalah penting adalah meningkatkan produktifitas pertanian menerapkan praktik budidaya serta mendorong pertanian organik yang ramah lingkungan.

Dan tak kalah penting adalah meningkatkan produktifitas hasil pertanian dengan praktek budidaya terbaik serta mendorong pertanian organik yang ramah lingkungan,” katanya.

  • Produk Briket Batang Singkong

Sebenarnya, hilirisasi produk pertanian Lampung sudah menjadi objek penelitian mahasiswa mau pun dosen di Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Salah satu produk hilirisasi dari Unila adalah briket yang bahan dasarnya hanya batang singkong.

Dekan Fakultas Pertanian Unila Prof. Irwan Sukri Banuwa mengatakan, saat ini singkong menjadi salah satu kekuatan utama pertanian Lampung.

Hasil produksi singkong Lampung pernah mencapai 400 ribu hektar. Perlu biaya hingga Rp700- 1 juta rupiah untuk membersihkan batang singkong setelah panen. Parahnya, batang singkong akan mempersempit lahan dan menjadi sarang hama seperti tikus dan ular. Padahal penelitian Unila telah menyimpulkan, batang singkong adalah power ekonomi dan sumber daya terbarukan. Produknya adalah briket.

Andai pemerintah memanfaatkan betul penemuan briket tanaman ini dan bekerjasama dengan perusahaan pembakaran, maka batang singkong bukan lagi masalah bagi petani namun keuntungan yang luar biasa.

Betapa kaya pertanian Lampung. Sayang opini pada Hari Tani Nasional justru belum menjanjikan kesejahteraan petani.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *