Dampak Aturan Dagang RI Terhadap Fitur Aplikasi China, Seller dan Affiliator Menjerit

Para penjual yang menggelar lapak lewat live streaming pun menangis.

Monevonline.com, Seller (pedagang) dan affiliator menjerit kala TikTok Shop resmi ditutup. Fitur ‘keranjang kuning’ di aplikasi buatan China itu hilang beberapa menit menjelang pukul 17.00 WIB pada Rabu 4 Oktober 2023.

Para penjual yang menggelar lapak lewat live streaming pun menangis, karena harus berpisah dengan pelanggan setia mereka. Salah satunya host toko 3sshop yang menjual lulur tradisional dari Kalimantan.

Mereka menyampaikan salam perpisahan, sambil berharap ada kebijakan baru dari pemerintah maupun TikTok yang bisa memfasilitasi mereka. “Semoga kita dapat jalan keluar ya, karena ini hari berduka untuk UMKM, apalagi yang bergantung di TikTok Shop,” ujar Resti seraya menangis sesenggukan di menit akhir live streaming di Samarinda, Kalimantan Timur.

Kalian sehat-sehat ya, yang suka nonton live aku makasih ya… Aku mau nangis tapi malu. Besok aku bangun tidur ngapain ya? Kita minta maaf kalau ada salah dari kata atau gaya kami,” tuturnya menambahkan.

‘Saya Butuh Kerja Supaya Waras’
Tidak hanya pedagang, affiliator pun ikut sedih dengan ditutupnya TikTok Shop. Seperti Diah Ayu Prananingrum, yang mengaku belum siap karena harus kembali jadi pengangguran di rumah setelah tak bisa berjualan.

Terus terang saya sedih banget, karena saya ibu rumah tangga yang punya dua anak. Saya butuh kerja supaya waras, ada kegiatan plus dapat uang. Sekarang ditutup, saya jadi kayak dulu lagi, pengangguran,” katanya.

Ibu dua anak itu memulai profesi sebagai affiliator enam bulan lalu. Dalam sehari, dia berkata pernah menjual sampai 50 potong baju dalam waktu dua jam.

Sejak saat itu, Diah Ayu Prananingrum makin kepincut untuk menyeriusi profesi affiliator. Sudah jam kerja fleksibel dan bisa kapan saja, dia juga bisa mengambil libur jika anaknya sakit.

Kalau dulu kerja kantoran kan enggak mungkin bisa begitu,” ucapnya.

Diah Ayu Prananingrum mengaku, penghasilannya sebagai affiliator selama sebulan bisa mencapai Rp5 juta. Uang itu pun digunakan untuk keperluan pribadi dan membayar kebutuhan rumah tangga. Pasalnya, jika hanya mengandalkan uang pemberian suami, takkan cukup.

Kerja di rumah dapat bersih Rp5 juta dengan kerja cuma tiga jam, itu besar banget buat saya. Makanya kalau tutup, saya sedih banget,” ucapnya.

Itulah yang membuat Diah Ayu Prananingrum menyesalkan keputusan pemerintah yang menutup TikTok Shop. Baginya, hal tersebut sama saja mematikan rezeki para affiliator dan pengusaha UMKM.

Dia pun masih berharap pemerintah mencari solusi yang membuat semua pihak tidak ada yang dirugikan.

(Alfa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *