Monevonline.com, Bandar Lampung – Bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan ke-78, SMK BLK Bandar Lampung bersama Polda Lampung dan Forum Jurnalis Televisi menggelar pembinaan kepada puluhan siswa yang bakal menjadi agen pelopor perdamaian antar pelajar.
Dalam pembinaan ini yang dilaksanakan di Aula SMK BLK, Jumat (10/11/2023), para siswa melakukan deklarasi sebagai pelopor perdamaian dan diberikan terapi hypnoterapi oleh anggota Polda Lampung Iptu Rosali yang merupakan pakar hipnotis.
Selain itu, para orangtua turut dihadirkan supaya siswa dapat benar-benar komitmen menjadi agen pelopor perdamaian antar pelajar di Kota Bandar Lampung.
Kepala SMK BLK Bandar Lampung, Riyanto mengatakan, pembinaan tersebut dilakukan supaya para siswa dapat memilih hal yang baik dan buruk agar mereka benar-benar menjadi agen pembawa perdamaian antar pelajar di Kota Bandar Lampung.
“Hari ini diberikan pembinaan terkait bagaimana supaya menjadi pelajar yang baik, yang berkontribusi untuk bisa menciptakan perdamaian di Kota Bandar Lampung”. Para siswa diberikan beberapa pencerahan agar nantinya bisa melakukan yang terbaik, bisa memilih mana yang baik dan yang buruk. Kalau itu hal yang tidak baik, tidak dilakukan,” ujar Riyanto.
Riyanto mengungkapkan bahwa para siswa merupakan calon-calon penerus bangsa yang akan menjadi Generasi Emas Indonesia di tahun 2045 mendatang, sehingga mereka harus diberikan pembinaan sejak saat ini.
“Mudah-mudahan anak kita bisa menjadi profil pelajar Pancasila yang diharapkan kementerian menjadi siswa yang selalu patuh dengan aturan-aturan, yang niat belajar supaya nanti menjadi Generasi Emas Indonesia di tahun 2045,” harapnya.
Di tempat yang sama, Kapolsek Sukarame Kompol Warsito menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh SMK BLK Bandar Lampung yang menjadikan para siswanya agen pelopor perdamaian antar pelajar.
Kata Warsito, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pembinaan terhadap para siswa supaya dapat menolak segala bentuk aksi kekerasan dan tawuran. Seperti menjalin hubungan baik di keluarga, di lingkungan, agama, dan penggunaan telepon genggam.
“Dari kehidupan keluarga dulu. Ini rata-rata kurang komunikasi antara anak dan orangtua, kurang perhatian. Sebenarnya mereka secara ilmu agama ada yang menguasai, tapi karena kurang komunikasi, ilmu agama itu tidak dilaksanakan. Agama penting, perhatian keluarga juga penting, kemudian penggunaan handphone dengan baik,” kata dia.
Menurut Warsito, pembinaan terhadap siswa supaya menjadai agen pelopor perdamaian antar pelajar harus benar-benar menjadi perhatian semua pihak, baik itu sekolah, keluarga, kepolisian, dan dinas terkait.
“Menurut saya ada yang harus kita kerjakan bersama, karena sekolahan sendiri saya kira tidak mampu, kepolisian sendiri juga tidak mampu, mungkin juga dari orangtua tidak mampu. Artinya kita harus menyamakan presepsi bagaimana kejadian tawuran tidak terjadi kembali. Ini kita harus punya resep atau inovasi yang harus kita laksanakan, ini salah satunya,” ungkapnya.
Dia pun berharap, para siswa yang telah menjadi pelopor ini dapat menjadi contoh bagi siswa-siswa lainnya di Kota Bandar Lampung. Sebab, kepolisian pun bakal tetap memproses hukum apabila terdapat pelajar yang melakukan tindak pidana.
“Walaupun masih dibawah umur, tetap kami proses. Yang terlibat pasti saya proses sampai ke pengadilan. Jangan sampai masih sekolah tapi masa depannya hancur. Saya minta stop hari ini, tidak terulang lagi dan jangan ikut-ikutan lagi. Kalau ada yang menghubungi atau memaksa, mending lapor ke kepala sekolah atau kepolisian,” tandasnya. (Ocr)