Monevonline.com
Muhammad Alfariezie
Sistem pendidikan Indonesia pada Era Kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim menerapkan kurikulum merdeka yang di dalamnya terdapat projek profil Pancasila.
Pelaksanaan projek ini tidak sistematis, melainkan fleksibel. Namun untuk tiap tahunnya, beban pelaksanaannya mencapai 20%, kendati nilainya tidak berkaitan dengan mata pelajaran yang lain.
Menarik untuk merancang konsep profil pelajar Pancasila guna menyiapkan generasi penerus yang berkarakter karena sebagai sarana pendidikan dan pembelajaran mandiri peserta didik, projek ini kesempatan bagi mereka untuk lebih mengenal dan peduli terhadap lingkungannya.
Paru-Paru Kota Dalam Dinamiki Pembangunan Ekonomi
Indonesia sebagai kawasan bergaris khatulistiwa yang beriklim tropis disebut juga sebagai paru-paru dunia. Namun atas dinamika ekonomi dalam tantangan zaman, sebagian hutan-hutan Indonesia beralih fungsi menjadi pertambangan hingga ladang pertanian.
Belum lagi para pemimpin di kota-kota republic ini. Mereka berkeinginan menambah status kotanya sebagai metropolitan. Seperti Bandar Lampung. Proyeksinya, tahun 2030 ke depan, kota ini menuju metropolitan.
Barangkali hanya segelintir kelompok yang enggan untuk hidup dalam metropolitan. Tapi siapa yang hendak hidup dalam lingkungan yang tidak sehat?
Pada musim kemarau di tahun 2022, Lembaga IQ Air mencatan nilai kualitas udara kota Bandar Lampung mencapai 122 yang berarti sifatnya merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Artinya, Kota Bandar Lampung memerlukan revitalisasi udara.
Salah satu upaya memperbaiki taraf lingkuhan hidup di Kota Bandar Lampung adalah membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) bersarana olahraga yang di dalamnya tumbuh rindang pohon Akasia.
Dosen Arsitektur Lanskap Institut Teknologi Sumatera Dr. Saddam mengatakan, RTH publik bersarana olahraga ideal adalah area yang ditumbuhi tanaman hijau.
Rekomendasi Dr. Saddam tentang tanaman hijau itu ialah pohon akasia karena dapat menyerap CO2 hingga 1 ton dalam satu hari. Selain itu, O2 akasia mencapai lebih dari 43 kg perhari.
Gerak Massive Peduli Lingkungan Pelajar Pancasila
Saat ini, belum ada pergerakan massive dari pemerintah, organisasi peduli lingkungan apatah lagi masyarakat. RTH Publik bersarana olahraga tempat tumbuh rindang pohon akasia sebagai tempat revitalisasi kualitas udara warga perkotaan seolah tidak menjadi kebutuhan primer masyarakat perkotaan.
Padahal, di kawasan industri Panjang-Telukbetung kota Bandar Lampung sudah ada warga yang menderita ISPA. Kebetulan pemukiman mereka berada dekat dengan pabrik pembuatan minyak sawit yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar produksinya.
Isu lingkungan ini menjadi penting bagi masyarakat Indonesia yang kawasannya telah tergerus dinamika ekonomi. Lihat saja trotoar-trotoar di kota Bandar Lampung. Berbagai jajanan memenuhi area pejalan kaki.
Kemudian coba tengok area-area industri dan perlintasan rel kereta api, bagaimana Ruang Terbuka Hijau Publiknya. Lalu lihat saja perumahan-perumahan yang dibangun atas penebangan lahan, adakah RTHnya?
Kemanusiaan dan Keadilan Pelajar Pancasila
Sebagai bangsa yang berideologi pancasila, tentu masyarakat Indonesia mendengar dan membaca sila ke dua yang berbunyi, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
Bagaimana ada keadilan dan rasa kemanusiaan yang beradab andai industri menjamur tapi tidak ada lahan olahraga hijau publik?
Bagaimana ada kemanusiaan yang adil dan beradab andai perekonomian meningkat tapi warga sulit mengirup udara segar?
Bagaimana kemanusiaan yang adil dan beradab diterapkan andai pemukiman padat penduduk dan perumahan elit berkembang pesat tapi untuk olahraga sehat masih sangat sulit?
Karena itu, Indonesia butuh dan menanti propaganda positif pelajar pancasila untuk berkontribusi mengamalkan Paham Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bagi lingkungan.***