Miliaran Semut dari Lampung Menyerang Desa di Banyumas, BPBD Setempat Sampai Lakukan Hal Ini

Ilustrasi Semut
Ilustrasi Semut/Pixabay

Monevonline.com, Banyumas – Warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah diserang miliaran semut.

Semut-semut itu diduga berasal dari kayu-kayu yang dibawa dan didatangkan dari Lampung.

Sementara, di desa tersebut, semut-semut diduga berserakan dari tempat gergajian kayu yang sudah tidak lagi digunakan.

Semut-semut yang diduga dibawa dari Lampung itu menjadi tempat berkembang biak dan menjadi sebuah koloni yang besar di desa tersebut.

“Di situ ada pabrik kayu yang dimungkinkan kayu-kayunya dari Lampung dan dicurigai berasal dari situ,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti dilansir dari laman Detik, Senin 16 November 2020.

Titik menjelaskan, pihaknya saat ini terus melakukan penanganan akibat dari aktifitas semut-semut yang menghantui warga desa.

Cara yang tengah ditempuh yakni dengan melakukan pembersihan sisa-sisa kayu dengan cara dibakar.

Tak hanya membakar sisa-sisa kayu, pihaknya juga melakukan penyemprotan ke lingkungan rumah warga dan lokasi gergajian kayu yang diduga sebagai tempat munculnya semut dengan menggunakan water cannon.

“Sehingga penanganan kemarin kita melakukan pembersihan di bekas pabrik kayu itu. Semua kayu-kayu yang ada kita bakar semuanya dan pohon-pohon yang ada di pabrik kayu itu kita semprot pakai pestisida, dari Polresta membantu penyemprotan menggunakan Water cannon,” ujarnya.

Semut-semut yang diduga dari Lampung ini sebelumnya disampaikan salah satu warga di desa itu, Munjiat (50).

Munijat menceritakan jika warga pernah menanyakan kepada pemilik tempat gergajian kayu perihal sumber datangnya semut tersebut.

Namun pemilik tempat gergajian mengaku tidak mengetahui asal kayu di tempat gergaji tersebut, karena tempat itu sempat dikontrakkan oleh orang lain.

“Tapi yang ditanya jawabannya tidak tahu, karena waktu itu dikontrak sama orang lain, digunakan untuk gergajian kayu. Jadi dia yang punya tidak tahu dan orang yang ngontraknya sudah tidak di sini,” jelasnya.

Sebelumnya di laman detik juga diberitakan, BPBD mengungkap salah satu dampak dari teror semut ini yakni para penderes nila yang tak bisa bekerja. Semut-semut mengerumuni pohon-pohon kelapa di desa itu. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *