MONEVONLINE.COM, BANDARLAMPUNG – Kyai Batua—nama harimau jantan yang akan dilepasliarkan—mengalami cacat setelah kaki kanannya diamputasi akibat terjerat pemburu. Bagian perutnya luka. Taring yang menjadi senjata paling sakti untuk memburu mangsa di alam liar kini sudah tiada alias ompong, akibat taring atasnya yang patah.
Oleh sebab itu, rencana pelepasliaran Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang cacat di Lampung menjadi sorotan Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin. Dikhawatirkan, harimau ini justru tak mampu bertahan hidup di alam liar.
Sudin mengatakan mengenai hal tersebut akan disidangkan, DPR mempertanyakan upaya pelepasliaran itu. Padahal, melihat kondisi harimau tersebut Sudin menilai pelepasliaran satwa yang terancam punah tidak dapat dipastikan mampu bertahan hidup di alam.
Sudin mengatakan pelepasliaran satwa yang terancam punah atau extremely endarged animal ini harus betul-betul memperhatikan apakah harimau tersebut bisa survive atau tidak di alam.
“Orang awam saja mengatakan bisa enggak dia (harimau ‘Kyai Batua’) bertarung? kan sulit. Sama juga dengan saya adopsi gajah yang di Way Kambas. Itu umur tiga tahun belalainya putus. Itu kan dia enggak bisa bertarung lagi, mau enggak mau ada pawangnya tiap hari yang kasih makan. Ini sebagai salah satu contoh,” lanjut Sudin.
Sudin mengaku terkejut saat mengetahui adanya rencana pelepasliaran harimau tersebut lantaran sebelumnya tidak pernah diajak bicara maupun adanya komunikasi soal itu.
“Saya sebagai Ketua Komisi IV DPR tidak diajak bicara soal pelepasliaran. Tiba-tiba ada berita pelepasliaran. Kemudian, tiba-tiba ada berita lagi (pelepasliaran) di pending, maka saya akan pastikan dulu sama pejabat KLHK perihal tersebut,” kata Sudin.
Sudin mengatakan dalam waktu dekat bakal mengajak pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melihat langsung kondisi Harimau Sumatera ‘Kyai Batua’ di Lampung.
“Saya akan mengajak mereka (pihak KLHK) ke Lampung. Saya mau lihat situasinya langsung ke lapangan,” pungkasnya.***
