MONEVONLINE.COM, BANDARLAMPUNG – Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana, terus memasang strategi agar di waktu mendatang banjir tidak terjadi lagi di kota bertajuk Tapis Berseri.
Langkah itu dimulai dengan melakukan gerebek sungai—program Pemkot Bandarlampung melakukan normalisasi sungai— di wilayah setempat.
Saat ini, Walikota Eva mulai menggandeng akademisi perguruan tinggi untuk menyoroti persoalan lingkungan hidup seperti menata ruang terbuka hijau (RTH), drainase dan penanggulangan banjir.
“Saya bilang ke Bapak Rektor UBL dan timnya, kita jangan teori lagi tapi kita harus cepat action. Mudah-mudahan action pemerintah kota dan beberapa perguruan tinggi di Bandarlampung, insyaallah menjadi yang terbaik,” tegas Eva Dwiana, saat berkunjung ke Universitas Bandarlampung (UBL), Kamis (25/3/21).
Dalam kunjungan itu lebih banyak membahas taktikal langsung terkait penanganan banjir. Pasalnya dari tahun ke tahun belakangan Kota Bandarlampung kerap dikepung banjir di sejumlah titik.
Rektor UBL, Dr Ir M Yusuf Sulfarano Barusman MBA, mengatakan bahwa timnya sudah melakukan pemetaan terhadap titik rawan banjir di Kota Bandarlampung. Pihak UBL sepakat akan mendukung merealisasikan visi misi Eva Dwiana dan Deddy Amarullah dalam mengatasi masalah ini.
“Dengan didukung pemerintah kota, ini akan menjadi semakin masif. Sehingga warganya secara sosial akan hidup sehat, kejahatan menurun, dan semua menjadi beradab,” ungkapnya.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung, sebanyak 12 kecamatan di Kota Bandarlampung rawan banjir dan longsor. Belasan titik yang ditetapkan pada Tahun 2021 ini ditentukan berdasarkan data bencana alam yang sering terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
Dalam catatan BPBD, setidaknya banjir akan menggenangi 8 kecamatan apabila turun hujan dengan intensitas tinggi lebih dari 30 menit. (adi)