Monevonline.com, Semarang — Bengkel Sastra Taman Maluku (BeSTM) menggelar peluncuran buku bertajuk : “Tuhan Tak Pernah Salah, Catatan Sulis Bambang. Perhelatan peluncuran buku yang menghadirkan naras sumber sastrawan Budi Maryono ditaja di Gedung Monod Deiphuis, Kota Lama, Semarang, Kamis (25/08/2022).
Buku yang ditulis sastrawati Kota Semarang Sulis Bambang ini berdasarkan kisah nyata yang dialaminya dalam merawat anak bungsunya yang menderita cerebral palsy sejak bayi.
Dari seorang anak yang “nggak bisa diapa-apain” sampai ternyata melampaui bayangan. Ada cemas, ada khawatir, ada sedih, ada takut, ada luka, ada sakit…, ada lagi rasa remuk! Buku ini setebal sekira 130 halaman ini diterbitkan Penerbit Gigih Pustaka Mandiri kerja bareng Bengkel Sastra Taman Mandiri.
Perhelatan peluncuran buku yang dihadiri tamu undangan dan puluhan sahabat dari komunitas difabel Kota Semarang ini dikemas dengan ciamik.
Tarian “Selamat Datang” yang dibawakan Dian dan Melati dari Roemah Difabel dengan indah membuka acara sore itu. Kemudian sastrawan Budi Maryono yang juga owner dari penerbit Gigih Pustaka Mndiri, Sulis Bambang (penulis) dan Reza (putra Sulis Bambang) tampil ke atas pentas.
Pada kesempatan itu, Budi Maryono membabar kisah proses kreatif hingga buku bertajuk: “Tuhan Tak Pernah Salah” dari awal hingga hadir menjadi sebuah buku. Budi Maryono yang juga mengasuh komunitas penulisan Lini Kreatif ini juga mengapresiasi kesabaran ibu Sulis Bambang dalam merawat putranya hingga berhasil mandiri.”Tidak semua yang kita inginkan terwujud. Tidak semua yang terberikan pernah, sedang atau hendak kita inginkan. Ada harapan, ada upaya, ada doa. Selebihnya, apa kata Sang Penentu Segala,” ujar Budi Maryono.
Harapannya, sambung Budi Maryono, dengan hadirnya buku ini, kisah tak tinggal kisah tetapi amsal yang menggerakkan kita. “Pembaca bisa menafakuri jalan hidup orang lain, sekaligus merenungi isyarat garis nasib dan perjuangan masing-masing,” sambung Budi dalam pengantarnya.
Kemudian tampil Psikolog yang juga Dosen Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang, Annastasia Ediati, S.Psi, M.Sc, Ph.D yang menyampaikan pandangannya tentang “Pengasuhan yang Memerdekakan Anak”.
Menurut Annastasia, orang tua jangan memaksakan kehendaknya, tetapi melihat potensi dan talenta yang dimiliki anak kemudian membantunya untuk menumbuhkembangkan. Anak harus merdeka termasuk dalam menentukan pilihan pendidikannya.
“Dengan membaca buku ini tak perlu lagi ilmu parenting dari pakar-pakar dari luar negeri. Tetapi bisa belajar langsung bagaimana dengan praktisinya,” ujar Annastasia yang mengapresiasi dan memuji buku besutan Sulis Bambang ini.
Berlanjut dengan pembacaan puisi bertajuk: ‘Anakmu Dudu Duwekmu” yang diadaptasi oleh Sulis Bambang dari puisi Kahlil Gibran berjudul : “Anakmu Bukanlah Anakmu” yang dibacakan sastrawati Yanti S. Sastroparyitno.
Specialis Rehab Medik Dr Lanny Indriastuti menyampaikan testimoninya tentang pengalamannya dalam ikut membantu memberi rujukan ketika Reza akan melanjutkan pendidikannya di Australia. “Perjuangan ibu Sulis dan Reza yang pebuh suka duka dan menginspirasi ini akan saya bagikan kepada murid-murid saya,””ujar Dr Lanny mengapresiasi.
Tembang “Lela Lela Ledung” yang dilantunkan Ariel dari Roemah D kembali membangunkan kenangan Ibu Sulis Bambang hadirnya bayi kecil Reza yang menderita cerebral palsy kini bertumbuh dewasa , mandiri, tangguh berhasil menggondol gelar Master.
Sahabat relawan Menik dari Roemah D juga menyampaikan kisah-kisahnya yang dimulai sejak tahun 2018 pertama kali Reza bergabung menjadi relawan. Suka dan duka dibeberkan mewarnai helat yang pebuh keakraban sore itu.
Hajat ditutup dengan manis dengan Lagu “Sempurna” yang dinyanyikan oleh Ariel . Lagu ini merupakan lagu favorit Sulis Bambang dan Reza. Keduanya pun ikut larut menembangkan lagu itu. Sulis Bambang dan Reza berharap buku ini bukan hanya menjadi catatan dan kenangannya tapi bisa bermanfaat bagi orang lain. “Semoga buku ini mendatangkan manfaat dan bisa menginpirasi siapa pun yang membacanya,” ujar Sulis Bambang yang diaminkan Reza putranya.
Dipenghujung acara selaku tuan rumah Sulis Bambang memberikan membagi-bagikan buku kepada tamu undangan dan wakil dari komunitas-komunitas yang hadir. Hajat ditutup dengan membukukan kenangan foto bersama.
(Riezie)