“Cyber Physical Sistem” Tuk Nelayan Sukaraja “Mayang”

Monevonline.com, Matahari meninggi tapi para nelayan masih gigih berjuang. Mereka mengharap tangkapan berlimpah dari jaring di ratusan meter nun jauh di sana.

Nelayan Sukaraja mayang sejak pukul 06.00 hingga menjelang dzuhur. Lama waktu menarik jaring panjang dan besar itu bisa empat hingga 5 jam dan juga memerlukan empat hingga enam orang.

Ada yang bertugas menarik, ada yang menggulung merapikan jaring dan ada juga menyingkirkan sangkutan sampah.

Kearifan lokal mayang sayang untuk dilupakan. Namun perlu juga teknologi mutakhir yang tak sekadar memudahkan kerja nelayan, melainkan teknologi yang memperbanyak hasil tangkapan.

“Borok-borok banyak, buat ngerokok aja untungan,” ujar nelayan yang tak ikut Mayang, beralasan tangkapan sepi.

Dinas Kelautan dan Perikanan bertanggung jawab melakukan penyediaan dukungan, pengembangan perekayasaan teknologi perikanan serta sumberdaya perikanan.

Para nelayan mengharap uluran tangan pemerintah. Meski yang mereka gunakan jaring besar dan panjang. Tapi saat ini, di tahun 2022 ini, di era millenial dan kemajuan teknologi serta komunikasi ini– para nelayan mengeluh karena satu orang hanya mendapat 5 sampai 10 ribu dari hasil mayang.

Dulu pemilik payang hanya menunggu, tapi dapet jatah ikan. Sekarang tidak bisa. Mereka juga ikut mayang untuk merasakan berkah lautan.

Payang nelayan Sukaraja bukan keluaran baru. Mereka beli sejak tahun 1990an. Harganya 8- 9 juta, dulu. Tapi waktu itu hasil tangkapannya menggairahkan transaksi jual beli.

“Hari ini cuma dapet 50 kilo. Ikannya campur. Wah dulu mah bisa ton-tonan,” ujar pemayang sembari memilih ikan dalam jaring usai lelah menarik payang dan menyingkirkan sampahan.

Miris memang, pada era teknologi 4.0 menuju 5.0 namun belum ada terobosan untuk nelayan Sukaraja.

Dosen PSP FPIK IPB, Profesor Ari Purbayanto mengatakan dalam podcast. Peran teknologi sangat membantu pemanfaatan dan pengelolaan kelautan.

Teknologi akan membantu nelayan memahami karakter ikan tanpa merusak ekosistem.

“Ikan akan merusak jaring saat terkepung. Jadi teknologinya menyesuaikan perilaku hewan itu,” katanya.

Cyber Physical System perlu diterapkan untuk membantu tangkapan ikan nelayan Sukaraja.

“Perikanan masa kini di era 4.0 kita melibatkan C P S (Cyber Physical System). Cyber yaitu melibatkan dunia maya, sedangkan Physical karena ada laut dan ikan,”

“Dalam kesatuan sistem dapat memprediksi level kesuburan perairan secara jauh dan dapat memprediksi keberadaan ikan,” tutur Prof. Ari.

Namun ada berbagai kendala penerapan Cyber Phsycal System. Nelayan Sukaraja tidak semua menggunakan android. Kebanyakan dari mereka berusia 40 ke atas.

Mahasiswa dan pihak Dinas Kelautan serta Perikan perlu melakukan penyuluhan dan pendampingan, selain berinovasi menciptakan teknologi-teknologi mutakhir yang membantu tangkapan nelayan Sukaraja, Bandar Lampung.

(Alfa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *