Muhammad Alfariezie
Monevonline.com, Mafia sepak bola mesti diberantas karena tak hanya menimbulkan kematian, sebagaimana dulu Escobar. Mafia sepak bola menyebabkan tangis dan kegaduhan di dalam pertandingan, seperti yang terlihat dalam laga final Europa League antara Sevilla dan As Roma.
Paulo Dybala menanghis haru di depan puluhan ribu suporter akibat keputusan kontroversi pengadil antara Sevilla dan Roma.
Ini miris dan miris ini. Dalam sepak bola yang harusnya mengedepankan Fair Play, justru masih ada tangis dan amarah karena dugaan kecurangan wasit. Sampai salah satu pelatih terbaik dunia Jose Mourinho menghampiri wasit yang mengawal pertandingan final tersebut ke parkiran mobil di stadion Puskas Arena, Budapest, Hungaria.
“Anda aib, ********,” kata dia melempar kesal kepada wasit tersebut.
Bukan hanya Mourinho yang mendatangi dan melempar kesal kepada wasit itu, tapi juga para suporter. Anthony Taylor wasit asal Inggris itu sampai sulit berjalan menuju pintu masuk bandara karena dihadang para suporter.
Anthony Taylor mengundang kontroversi karena keputusannya yang tidak memberi pinalti kepada Roma saat laju bola di dalam kotak pinalti terhadang tangan pemain Sevilla (Loic Bade) pada sepuluh menit menjelang akhir pertandingan, dan itu adalah menit-menit yang mengkhawatirkan.
Anehnya, permintaan pemain Roma yang menginginkan wasit melihat VAR justru tidak ditanggapi Anthony. Si wasit beralasan tangan Bade dalam posisi natural, meski tangannya bergerak saat dilihat dari tayangan ulang sehingga Mourinho berang dan melakukan protes keras di pinggir lapangan.
Tak berhenti pada keputusan enggan memberlakukan VAR bagi Pinalti Roma, lagi dan lagi Anthony melakukan keputusan kontroversial—
Meloloskan Erik Lamela dari kartu kuning kedua sehingga Mourinho beranjak dari Bench untuk melancarkan protes.
Kemudian, Anthony juga tidak menghadiahi Roma tendangan pojok saat tendangan voli Belloti tertepis ujung jari Bounou, penjaga gawang Sevilla.
(*)