Indonesia Peringkat Tiga Tuberkulosis di Dunia

MONEVONLINE.COM, Jakarta – Tuberkulosis (TB) di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Bahkan menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia saat ini menduduki peringkat 3 di dunia dengan kasus penderita terbanyakl.

“Perlu kembali saya ingatkan bahwa Indonesia masuk ke ranking yang ketiga kasus penderita TB tertinggi di dunia setelah India dan China dan TBC merupakan salah satu dari 10 penyakit menular yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia lebih besar dibandingkan HIV/Aids setiap tahunnya,” kata Jokowi saat membuka ratas ‘Percepatan Eliminasi Tuberkulosis (TBC)’ yang disiarkan kanal YouTube Setpres, Selasa (21/7/2020).

Oleh sebab itu, kata Presiden, Indonesia memiliki target untuk pengurangan Tuberkulosis pada tahun 2030 ini menuju bebas Tuberkulosis.

Untuk mencapai bebas TB, Jokowi meminta lebih dimasifkannya pelacakan warga yang terinfeksi. Dengan demikian, penanganan akan dapat segera dilakukan.

“Untuk mencapainya saya minta diperhatikan beberapa hal saya kira seperti yang kita lakukan sekarang ini kita sudah memiliki modal untuk Covid yaitu pelacakan secara agresif untuk menemukan dimana mereka harus dilakukan. Ini mungkin kita nebeng ini kita juga lacak yang TBC. Dan kita harus tahu bahwa ada 845.000 penduduk penderita TBC dan yang ternotifikasi baru 562.000, sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih masih 33%, ini hati-hati,” paparnya.

Selain itu, Jokowi meminta layanan diagnostik maupun pengobatan TB harus terus berlangsung. Stok obat-obatan, kata dia, harus selalu tersedia.

“Kalau perlu memang untuk Perpres atau permen segera terbitkan. Sehingga prinsip kita sejak awal temukan obati dan sembuh itu betul-betul bisa kita laksanakan seperti yang saya kira yang kita kerjakan terhadap Covid ini kita copy untuk TBC yang jelas ini apanya menjadi concern kita untuk menyelesaikan,” tuturnya.

Jokowi juga meminta upaya pencegahan dan promotif untuk mengatasi TB dilakukan lintas sektor. Salah satunya dari sisi infrastruktur.

“Semuanya harus terus dikerjakan terutama untuk tempat tinggal atau rumah yang lembab, kurang cahaya matahari, tanpa ventilasi terutama di tempat-tempat yang padat ini perlu, kepadatan lingkungan, ini betul-betul sangat berpengaruh terhadap penularan antar individu. Sehingga ini bukan hanya di Kementerian Kesehatan bukan hanya di Kementerian Sosial tapi juga untuk Kementerian PUPR juga harus dilibatkan di dalam pengurangan TBC ini saya rasa itu,” katanya.

Lebih lanjut, Jokowi berharap penanganan TB ini bisa dilakukan bersamaan dengan penanganan COVID-19. Dengan demikian, masalah kesehatan di Indonesia bisa cepat teratasi.

“Saya nggak tahu apakah ini bisa ditumpangkan di Covid. Sehingga kendaraannya sama, kita bisa menyelesaikan dua hal yang penting bagi kesehatan rakyat kita. Kalau itu bisa saya kira bisa lebih mempercepat,” ujar Jokowi. (dtc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *