MONEVONLINE.COM, BANDARLAMPUNG – Pernah dengar jasa pemijahan ikan hias jenis cupang? Warga asal Bandarlampung sukses meraup omzet puluhan juta dari bisnis ini.
Pandemi Covid-19 yang hampir setahun lamanya melanda Indonesia membuat semua sektor perekonomian terpuruk. Namun, tidak bagi pembudidaya ikan hias jenis cupang ini, karena semenjak pandemi, banyak warga yang mulai beralih hobi untuk memelihara ikan hias jenis cupang.
Atas banyaknya permintaan dari pembeli, yang tidak diimbangi dengan jumlah budidaya ikan cupang di Bandarlampung, yang menginspirasi Awi, Salah seorang warga Jalan Ramin Blok TR 1 Perumahan BTN 4 Wayhalim Permai, Bandarlampung, ini membuka usaha plasma.
Plasma sendiri merupakan jasa membudidayakan ikan hias cupang. Dalam satu bulan puluhan pasang cupang berhasil di budidayakan olehnya. Bukan main-main, dari proses pemijahan kurang lebih tiga hari, Awi mampu membantu menernak cupang hingga ratusan bahkan ribuan ekor setiap satu pasang indukannya.
“Sebenernya pemijahan ikan cupang ini mudah, tetapi yang sulit itu ketika merawat anakan yang dari kecil. Sebab itu, misalkan, kalau kasih makan terlalu banyak mati, kalau sedikit juga ya mati, jadi harus benar-benar teliti,” kata Awi.
Menurut Awi, sejak dirinya membuka usaha plasma atau jasa pemijahan ini, telah banyak para penghobi cupang yang menitipkan indukan cupang, untuk dilakukan pemijahan. Rata-rata setiap bulannya terdapat 50 pasang ikan cupang yang dibantu pemijahannya.
Untuk biaya pemijahan sendiri, Awi mematok harga sebesar Rp2 ribu rupiah per ekornya. Bisa bayangkan apabila satu pasang menghasilkan seribu ekor saja, maka Awi dapat mengantongi Rp2 juta rupiah dari bisnis yang dilakoni di rumah saja ini.
Namun Awi hanya mengizinkan pemilik ikan cupang menitipkan cupangnya selama satu bulan saja, mengingat lahan pekarangan rumah yang telah disulap menjadi tempat pemijahan masih terbatas.
Selain itu Awi juga menyewakan tempat penitipan cupang, dimana penitipan ini memuat sebanyak 1000 ekor cupang. Tarifnya dibanderol dengan harga Rp5 ribu per ekornya.
Setidaknya, dari bisnis yang tampak sederhana ini, Awi mampu mengantongi omzet sekitar Rp20 juta per bulannya. (Adi)