MONEVONLINE.COM, BANDARLAMPUNG – Jaringan Pendidik Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Provinsi Lampung menilai debat kedua antarcalon Wakil Wali Kota Bandarlampung yang diselenggarakan KPU Kota setempat terkesan menjatuhkan, tidak menggambarkan visi misi para calon.
Koordinator JPPR Lampung, Erfan Zain, mengkritik debat publik kedua antarcalon Wakil Wali Kota Bandarlampung yang berlangsung di Emersia pada Rabu (18/11) malam itu mengusung tema Meningkatkan Pelayanan Publik, Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan.
Menurutnya, tampak terlihat wakil walikota nomor urut satu dan dua lebih fokus mengkritisi pembangunan pada pemerintahan saat ini, ketimbang menyampaikan visi-misi-nya masing-masing.
“Lebih banyak calon nomor 1 dan 2 mengkritisi pembangunan yang hari ini, kemudian calon nomor 3 hanya mengembangkan saja,” kata Erfan, saat dihubungi pada Kamis (19/11) sore.
Dirinya juga mengatakan bahwa kritisi pembangunan di Bandarlampung sejatinya merupakan hal biasa. Namun, hal itu justru berbeda ketika yang mengkritisi adalah seorang calon.
“Ketika yang menyampaikan itu seorang calon, terkesan menjatuhkan. Jadi ketika yang diserang adalah Pak Wali Kotanya, itu kan sama saja menyerang istrinya, kurang lebih kan seperti itu,” ujar Erfan.
Dengan begitu, menurutnya tidak akan mampu menarik empati atau simpati masyarakat. Justru, menurutnya akan menimbulkan hal sebaliknya–memicu perdebatan di tengah masyarakat.
“Pemimpin kita kok malah saling serang bukannya menyampaikan visi misi dan programnya itu apa, pembangunan Kota Bandarlampung bagaimana, seperti di pesisir pantai khususnya daerah teluk, dan kesejahteraan masyarakat kaum marjinal. Itu seharusnya diangkat kembali sehingga memunculkan rasa kepercayaan masyarakat kepada calon pemimpinnya,” kata dia.
Menurutnya, semestinya para calon dapat lebih fokus pada visi misi masing-masing. Dimana, visi misi itulah yang diharapkan untuk dapat menjadi solusi dalam mengatasi berbagai persoalan.
“Sebagai calon tidak apa-apa mengkritisi tapi apa solusinya buat pembangunan, tidak hanya secara fisik tapi juga suprastruktural. Pembangunan masyarakat tidak hanya infrastruktur tapi bagaimana pengembangan SDM-nya,” ujarnya. (Adi)