MONEVONLINE.COM, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tak henti menggalakkan konsumsi ikan di seluruh penjuru daerah Indonesia. Tak terkecuali di Jawa Tengah yang memiliki Angka Konsumsi Ikan (AKI) yang cukup rendah. Sejalan dengan itu, Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal menyelenggarakan ‘Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan’ bagi masyarakat perikanan di Kabupaten Magelang pada 18-19 Maret 2021.
Dihadiri oleh 100 orang, para peserta dibekali dengan materi pembuatan sambal tomat lele, kaki naga, dan bakso ikan. Selain itu, peserta juga dilengkapi dengan teknik pengemasan, dan pemasaran produk olahan. Berbagai materi ini diberikan guna memupuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat dalam membuat berbagai olahan produk ikan lele dan ikan nila yang merupakan produk unggulan Kabupaten Magelang secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode blended training demi menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Dengan mengerahkan instruktur dari BP3 Tegal, kurikulum pelatihan diberikan selama 16 jam pembelajaran.
Ditemui secara terpisah, Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja berharap pelatihan ini dapat meningkatkan konsumsi ikan di tengah masyarakat sehingga turut meningkatkan daya tahan tubuh, terutama di tengah kondisi pandemi saat ini. Sebab, ikan merupakan bahan pangan kaya gizi. Bahkan, omega 3 yang terkandung di dalamnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.
“Ikan mengandung protein tinggi dan asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Di samping itu, nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh tubuh,” tuturnya.
“Gizinya yang tinggi juga berperan dalam mencegah stunting,” tambah Sjarief.
Di samping itu, Sjarief menyatakan bahwa pelatihan ini sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam membangun SDM yang terampil, berpengetahuan, dan tanggap teknologi. “Melalui serangkaian pelatihan, KKP berupaya membangun SDM yang pekerja keras, dinamis, dan berwawasan luas di bidang kelautan dan perikanan. Hal ini sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam membangun SDM yang terampil dan berdaya saing,” ucapnya.
Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati mengungkapkan bahwa meskipun jumlah produksi perikanan budidaya di Kabupaten Magelang cukup tinggi, namun angka konsumsinya masih rendah. Tercatat pada tahun 2019, angka produksi ikan untuk komoditas ikan lele dan nila saja mencapai lebih dari 5.000 ton/tahun sementara angka konsumsi ikannya hanya sebesar 19,71 kg/kapita/tahun. Angka ini jauh di bawah AKI Provinsi Jawa Tengah sebanyak 33,71 kg/kapita/tahun dan AKI nasional yakni 54,49 kg/kapita/tahun pada saat itu.
Ia menilai, kondisi ini salah satunya disebabkan oleh masih kurangnya olahan produk ikan yang menarik minat masyarakat. “Diversifikasi produk olahan ikan di Kabupaten Magelang ini masih cukup awam, padahal potensi budidayanya melimpah. Masyarakat perlu dilatih mengolah produk perikanan di daerahnya menjadi produk yang bernilai tambah sekaligus meningkatkan konsumsi ikan masyarakat,” ucap Lilly.
“Misalnya kalau kita perhatikan, walaupun konsumsi ikan masyarakat Magelang masih rendah, sebenarnya masyarakat ini sering mengonsumsi sambal olahan ikan dengan lauk tahu dan tempe. Hal ini membuktikan variasi olahan ikan lebih diminati dibandingkan jika hanya dimasak sebagai lauk makan besar saja,” tuturnya.
Lilly pun menyampaikan bahwa pelatihan ini berperan dalam memaksimalkan penumbuhan usaha perikanan untuk komoditas nila yang terintegrasi di Kabupaten Magelang. Hal ini sejalan dengan terpilihnya Kabupaten Magelang sebagai sentra kampung bioflok nila melalui program prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang tengah mengembangkan kampung-kampung budidaya di daerah.
Anggota Komisi IV – DPR RI, Vita Ervina, yang turut andil menginisiasikan pelatihan ini menyebut bahwa potensi terbesar usaha perikanan di Kabupaten Magelang berada pada ikan air tawar. Hal ini dikarenakan daerahnya yang tidak berdekatan dengan laut namun dilalui oleh sungai-sungai.
“Kabupaten Magelang merupakan daerah yang tidak berdekatan dengan laut namun dianugerahi oleh sungai-sungai sebagai penyalur ikan air tawar. Masyarakat perlu melihat hal ini sebagai peluang untuk rumah tangga kecil dan menengah dalam membuka usaha perikanan,” ujarnya.
Vita berharap, melalui pelatihan ini masyarakat dapat menambah nilai ekonomi produk perikanan sehingga dapat bersaing secara lokal maupun regional. Dengan begitu, perekonomian Kabupaten Magelang pun diharapkan dapat turut terangkat.
Sebagai informasi, turut hadir dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang Joni Indarto, Kepala BP3 Tegal Moch. Muchlisin, serta jajaran penyuluh perikanan BP3 Tegal. (rls/red)