MONEVONLINE.COM, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menjaga ketahanan pangan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Sejalan dengan itu, KKP melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung bekerjasama dengan Anggota DPD RI Andi Ihsan menggelar ‘Pelatihan Pengolahan Bandeng’ bagi 60 orang pengolah dan pemasar ikan di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) dan Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan pada 25-26 Maret 2021. Di saat yang bersamaan, BPPP Medan bekerja sama dengan P2MKP Family Pisces Farm turut menggelar ‘Pelatihan Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber)’ secara daring yang diikuti 506 orang pembudidaya ikan dari 33 provinsi di seluruh Indonesia.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati menyebut, ikan bandeng merupakan ikan yang banyak digemari masyarakat. Selain daging putihnya yang bercita rasa gurih, bandeng juga mengandung berbagai nutrisi seperti vitamin B kompleks, zat besi, asam amino, dan non-kolesterol yang baik untuk pemenuhan gizi keluarga. Meskipun begitu, diperlukan teknik khusus untuk tetap menjaga kualitasnya saat diolah.
“Ikan bandeng mungkin sudah jadi sesuatu yang setiap hari dilihat bapak/ibu. Sekarang yang kita perlu pelajari adalah bagaimana memastikan bahwa sebelum diolah, ikan dalam keadaan segar. Jangan sampai kita mengolah ikan jadi bandeng crispy, bandeng cabut duri, otak-otak dan sebagainya tapi tidak segar. Kesegaran itu nomor satu,” ujarnya.
Untuk itu, dalam kesempatan ini para peserta dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah ikan bandeng segar menjadi produk olahan berupa bandeng cabut duri dan bandeng crispy.
Ia menyatakan, pelatihan ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo 2019-2024 yang memprioritaskan pembangunan SDM. Untuk itu, ia pun berharap agar Kab. Pangkep dan Kab. Pinrang dapat terus menjadi produsen bandeng yang amat bermanfaat untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja yang ditemui secara terpisah menyebut, Pangkep dan Pinrang merupakan dua kabupaten yang memiliki potensi perikanan bandeng melimpah. Masyarakat setempat banyak memanfaatkan tambak di sekitarnya untuk membudidayakan bandeng sehingga kedua daerah ini dikenal sebagai salah satu pemasok ikan yang besar bagi masyarakat.
“Luar biasa bagaimana 2 kabupaten ini menjadikan sumber protein yang utama. Tinggal bagaimana ibu-ibu bisa mengolah bandeng ini jadi bentuk yang lainnya sehingga dapat menarik lebih banyak lagi masyarakat untuk makan ikan,” ucapnya.
“Tidak hanya itu, kalau sudah diolah, ikan ini jadi lebih tahan lama. Nilai jualnya pun akan meningkat. Apalagi sekarang pemasarannya sudah jauh lebih mudah dengan adanya e-commerce,” pungkasnya.
Kepala Dinas Perikanan Kab. Pinrang, H. A. Pabiseangi, yang mewakil pemerintah daerah setempat menyambut baik pelatihan ini. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program pemda setempat yang tengah mengarahkan masyarakatnya pada home industry.
“Memang sekarang masyarakat kita ini kita arahkan kepada home industry dan juga bagaimana para istri petani tambak membangkitkan usaha mikro,” ucapnya.
Ia pun berharap, kedepannya KKP akan terus memberikan pelatihan perikanan lainnya. Hal ini tak lepas dari target pengembangan Pemda Kab. Pinrang yang tengah menyasar pengembangan budidaya perikanan air tawar di wilayah-wilayah pegunungannya.
“Untuk kedepan, kita juga memiliki konsep-konsep pengembangan usaha ekonomi perikanan, termasuk pengolahan budidaya ikan air tawar,” ujarnya.
“Kita memilki wilayah masyarakat pegunungan yang cukup banyak. Mulai dari perbatasan Kab. Enrekang sampai perbatasan Sulawesi Barat. Kita coba untuk bagaimana membangkitkan ekonomi rakyat melalui pendekatan budidaya air tawar dengan sistem bioflok,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kab. Pangkep, Andi Faridah, menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan pelatihan i ini. “Saya apresiasi sangat besar kepada KKP dengan adanya kegiatan ini yang kami anggap sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat, terutama di tengah pandemi,” ucapnya.
Dengan semangat yang sama, Pelatihan Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) diselenggarakan oleh BPPP Medan bersama P2MKP Family Pisces Farm Kota Padang secara daring. Pelatihan ini disambut baik oleh 506 pembudidaya ikan dari 33 provinsi di seluruh Indonesia.
Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati menyebut, pandemi Covid-19 tak hanya mengintai masyarakat dengan penularan penyakit namun juga turut berdampak pada ekonomi. “Oleh karena itu, pelatihan Budikdamber ini menjadi salah satu upaya kita untuk mempertahankan pangan keluarga kita. Setidaknya kita bisa pastikan bahwa kebutuhan ikan untuk keluarga kita itu bisa terpenuhi. Bahkan, kalau ikannya banyak nanti bisa dijual dan jadi pendapatan tambahan,” ucapnya.
Tak seperti masyarakat di wilayah pedesaan yang cenderung memiliki wilayah lahan yang cukup luas, masyarakat perkotaan cenderung memiliki kendala keterbatasan lahan untuk melakukan budidaya ikan. Untuk itu, ia menilai bahwa budidaya ikan dalam ember menjadi solusi yang tepat bagi masyarakat perkotaan.
“Kegiatan ini sangat tepat dilakukan di tempat yang terbatas. Saya pun sudah membuktikannya sendiri. Saya juga melakukan budikdamber lele dan kangkung di rumah. Hampir setiap minggu saya bisa panen,” ungkapnya
Ia pun berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan angka konsumsi ikan (AKI) ditengah masyarakat. Hal ini sejalan dengan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) yang tengah terus disosialisasikan oleh pemerintah. Pasalnya, masih terdapat banyak daerah yang konsumsi ikannya masih jauh di bawah rata-rata nasional, salah satunya Kota Padang.
“Berdasarkan data Susenas (2018), AKI Kota Padang ini masih 28,02 kg/kapita. Ini masih jauh di bawah capaian AKI nasional sebesar 50,69 kg/kapita. Jadi dengan upaya Gemarikan ini semoga konsumsi ikan di tengah masyarakat bisa meningkat,” pungkasnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, Guswardi, mendukung penuh pelatihan ini. Ia menyebut, kegiatan ini sangat sejalan dengan program pemerintah daerah setempat yang tengah terus menggulirkan bantuan budidaya ikan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) dan masyarakat perkotaan.
“Oleh karena itu, pelatihan ini sangat tepat sekali dilaksanakan supaya jangan sampai ibu-ibu yang kita berikan Budikdamber tidak melaksanakan dengan baik,” ucapnya.
“Padang adalah salah satu kota dengan perumahan-perumahan yang sempit sehingga ini sangat cocok sekali untuk kita kembangkan Budikdamber. Dengan lahan 10-20 m2 saja bisa kita kembangkan di rumah,” ungkap Guswardi
Terlebih, ia menilai bahwa manfaat kegiatan ini semakin terasa di tengah kondisi pandemi yang membatasi ruang gerak masyarakat. Budidaya ikan menjadi kegemaran baru para ibu rumah tangga. Bahkan mereka pun membentuk KWT-KWT bersama dengan tetangga di sekitarnya.
“Ini sangat bermanfaat sekali karena kalau tidak ada ikan, dia bisa langsung ambil dan goreng. Selain itu, ini juga cukup meningkatkan pendapatan dan juga gizi keluarga kita. Sejalan dengan program Gemarikan, target saya masyarakat di Kota Padang ini minimal 70% makan ikan,” tandasnya. (rls/red)