Monevonline.com, Letak strategis kota Bandar Lampung yang ditopang Pelabuhan Bakauheni, Akses Tol Sumatera, Terminal serta Stasiun Tanjung Karang menjadikan wilayah ini sebagai transit terbaik bagi wisatawan yang hendak mengunjungi keindahan alam di Kabupaten Provinsi Lampung.
Sektor perhotelan, kuliner, UMKM tumbuh subur sebagai ladang bisnis. Sekretaris Dinas Pariwisata kota Bandar Lampung, Dirmansyah mengatakan pada Senin, 15 Agustus 2022. Pihaknya telah melakukan berbagai stimulan untuk mengoptimalkan pendapatan daerah dan masyarakat di bidang pariwisata.
“Berdasar Peraturan Dareah (Perda) No. 6 Tahun 2012, kita sudah melakukan pemetaan skala prioritas pariwisata di Bandar Lampung, yakni di Kemiling, Tahuran Wan Abdul Rahman dan Pulau Pasaran,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga telah memberi pelatihan dan pendampingan kepada Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat.
Sedangkan untuk promosi, pihaknya telah menyelenggarakan lomba desain batik kontemporer yang jurinya juga owner batik di jalur wisata Kemiling.
Pemerintah juga telah melakukan pelatihan terhadap Pokdarwis untuk mendirikan Home Stay. Selain menambah pendapatan warga, tujuannya mengenalkan kearifan lokal masyarakat sekitar destinasi wisata kepada wisatawan.
Akan tetapi dalam perjalanan mengembangkan potensi wisata ini, anggaran Dinas Pariwisata masih terbatas. Apalagi untuk melakukan pembangunan infrastruktur di peta wisata Kemiling-Tahura Wan Abdul Rahman yang masih minim penerangan.
“Anggaran untuk promosi kita masih sangat terbatas. Metode yang biasa kita lakukan masih pameran,” ungkap Dirmansyah.
Tapi melihat potensi sebaran media sosial, Dinas Pariwisata kota juga mulai melakukan promosi menggunakan Instagram, Facebook dan platform yang lain.
“Sekarang kita juga mulai mencoba media sosial. Kita memberi kesempatan kepada wisatawan yang telah berkunjung ke Bandar Lampung untuk menceritakan pengalaman uniknya,” tutur Dirmansyah.
Dinas Pariwisata juga membuat regulasi yang memudahkan investasi. Tujuannya mengembangkan serta mendatangkan banyak wisatawan ke daerah ini. Sejauh ini, investasi tersebut berupa penginapan yang dikelola RedDoorz dan Oyo.
Selain itu, Dinas Pariwisata Bandar Lampung juga melakukan kerja sama dengan UPT Tahura Wan Abdul Rahman dalam pengembangan desa wisata. Paket wisatanya ada yang tracking hutan, dan wisata perkebunan durian serta kopi.
Paket wisata ini juga akan dikembangkan di daerah Pulau Pasaran. Selain membeli oleh-oleh ikan teri dan asin langsung di centranya, Dinas Pariwisata Bandar Lampung akan mendorong pembangunan jembatan hutan mangrove sebagai wisata alam dan konservasi.
“Di Tahura Wan Abdul Rahman ada wisata tracking ke dalam hutan. Misal, melihat air terjun batu lapis. Kita juga sudah bekerjasama dengan Pokdarwis untuk menyusun konsep wisata yang mengedepankan UMKM, salah satunya produksi kopi serta paket wisata alam ke kebun kopi dan durian,” kata Dirmansyah.
Namun sejauh ini, destinasi wisata yang dikelola pihak swasta masih jadi unggulan. Bus-bus pariwisata berplat BG banyak parkir di sekitar Lengkung Langit ketika Sabtu dan Minggu atau hari libur.
Kendati demikian, peluang pendapatan ini terbilang menggiurkan. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Dr. Nairobi, SE, M.Si menjelaskan, investasi yang perlu didorong dalam pengembangan wisata, yakni infrastuktur berupa akses jalan yang baik serta energi seperti sistem listrik yang memadai.
Untuk itu, Dinas Pariwisata Bandar Lampung diharapkan terus mendorong kemudahan penanaman modal dan sinergitas dengan pihak-pihak terkait guna membangun kultur wisata yang menguntungkan berbagai pihak.
Apalagi di kawasan Kemiling terdapat galeri dan pengrajin batik. Owner galeri batik di sana juga mengandalkan tenaga dan pikiran kaum ibu sekitar untuk melakukan produksi. Dari sana, kaum ibu bisa membantu perekonomian keluarga.
Selain itu banyak juga kaum ibu yang menjadi pekerja di rumah usaha pengelolaan ikan teri dan asin dan kerang hijau di Centra Pulau Pasaran. Secara tak langsung, hal ini dapat mengurangi permasalahan kesetaraan gender di kota Bandar Lampung.
(Alfa)