Menteri KKP Dapat Tugas Dari Menko Luhut, Kembangkan Ekosistem Mangrove Nasional

ist

MONEVONLINE.COM, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pihaknya siap bergerak untuk memulai program mengembangkan Ekosistem Mangrove Nasional.

KKP berpartisipasi dalam program Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional yang diprakarsai Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi.

“Kami ditugasi oleh Bapak Menko untuk program pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional, kita akan melakukan penelitian ke lapangan untuk ground check, apakah tanahnya statusnya seperti apa dan seterusnya oleh tim dari KKP,” ujarnya di Jakarta, Selasa (12/1/2021)

Dalam menjalankan program tersebut, KKP akan bersinergi dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Pada program kolaborasi ini, Kemenkomarves berharap dapat menjadi program yang berkelanjutan dan menargetkan dapat mengelola 150.000 hektare kawasan Mangrove setiap tahunnya.

Pengembangan mangrove di wilayah pesisir akan menjadi fokus KKP dalam menjalankan program pengembangan kawasan Mangrove. Fokus tersebut merupakan kelanjutan dari program yang telah dijalankan KKP pada tahun sebelumnya.

Sebagai informasi, sebelumnya KKP telah melakukan restorasi di beberapa wilayah pesisir yang salah satunya kegiatan di dalamnya adalah melakukan pembibitan dan penanaman mangrove.

Dalam mendukung tujuan bersama dalam pengembangan mangrove, KKP memiliki beberapa program, salah satunya adalah Mega Mangrove Center (MMC). Untuk jalannya program ini, KKP telah menetapkan 13 calon lokasi untuk dijadikan tempat pelaksanaan program. Namun hanya ada satu lokasi terbaik yang akan dipilih setelah dilakukan pemeriksaan kualitas lokasi secara langsung.

MMC akan dikembangkan di lahan seluas 70 hektare. Benih mangrove yang digunakan untuk pengembangan akan didatangkan dari berbagai daerah, seperti Pasuruan, Rembang, dan daerah lainnya. Program ditujukan untuk kelompok penggiat mangrove masyarakat di daerah pesisir. Ke depannya, pengembangan kawasan ini diharapkan dapat menjadi contoh dalam pengelolaan wilayah pesisir dan memajukan perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Dalam program ini, KKP akan melakukan penyemaian terhadap 100 juta bibit mangrove yang menjadi program utama. Selain penyemaian, terdapat beberapa kegiatan pendukung yang akan dijalankan pada program ini, seperti tracking mangrove, pameran, edukasi, dan kegiatan lainnya. Maka dari itu, perlu dibuat beberapa infrastruktur yang mendukung kegiatan tersebut.

Selanjutnya, Menteri Trenggonno pun memiliki program yang mengintegrasikan konservasi mangrove dan terumbu karang, yaitu Insan Terang Lautra (Infrastruktur kawasan Terumbu Karang dan Mangrove). Kawasan ini akan menjadi tempat konservasi terumbu karang dan mangrove. Ia pun menjelaskan bahwa sasaran dari program ini adalah untuk mengelola tidak hanya mangrove, namun juga terumbu karang dan sumber daya perikanan lainnya.

“Selanjutnya, yaitu Insan Terang Lautra (Infrastruktur kawasan Terumbu Karang dan Mangrove). Sasaran dari program ini adalah meningkatnya pengelolaan terumbu karang, mangrove dan sumberdaya perikanan melalui konservasi dan kegiatan ekonomi produktif yang berkelanjutan” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, menambahkan sebenarnya Indonesia merupakan negara dengan lahan mangrove terluas. Maka dari itu, dengan dikembangkannya program pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional diharapkan dapat mengembalikan fungsi mangrove sebagai benteng lingkungan.

“Kita harapkan mangrove ini nantinya akan jadi benteng lingkungan. Indonesia ini sebenarnya punya lahan mangrove terluas” jelas Luhut. (rls/red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *