MONEVONLINE.COM, Jakarta – Tingkat partisipasi calon kepala daerah perempuan di Pilkada 2020 meningkat 10,6 persen dari Pilkada 2018. Angka tersebut naik tipis daripada Pilkada tahun 2018 sebanyak 8,85 persen.
“Proporsi calon perempuan sebesar 10,6 persen atau naik sedikit dibandingkan 2018 yang hanya 101 perempuan atau 8,85 persen, juga Pilkada 2016, 2017 yang di kisaran 7 persen,” kata Presidium Kaukus Perempuan Parlemen RI (KPPRI) Dewi Asmara dalam diskusi yang ditayangkan di YouTube Perludem, Minggu (27/9/2020).
Dewi mengatakan tingkat partisipasi calon perempuan dalam Pilkada 2020 mengalami kenaikan dibandingkan 2018. Adapun dari 1.486 calon Pilkada yang berpartisipasi, tercatat ada 157 calon perempuan dan 1.329 calon laki-laki.
Sementara itu dari 157 calon perempuan, 5 orang maju dalam Pilgub, 125 orang maju dalam Pilbup, dan 25 orang maju dalam Pilwalkot. Tentunya datang dari berbagai latar belakang, baik birokrat, inkumben, pengusaha, maupun anggota parlemen, DPR, DPRD kabupaten kota,” katanya.
Meski terdapat kenaikan presentase calon perempuan yang mengikuti Pilkada, namun angka tersebut masih lebih rendah apabila berkaca pada keterwakilan perempuan dalam parlemen minimal 30 persen.
“Meski ini ada kenaikan tentu kita berharap Ini masih jauh dari ideal jika mengacu pada kisaran 30 persen keterwakilan perempuan bila dibandingkan pada Pileg, tetapi setidaknya kita bisa menjaga tren positif keterwakilan perempuan dalam Pilkada ke depan,” ujarnya.
Pilkada 2020 masih tetap berjalan di tengah masa pandemi, ia mengatakan ada tantangan bagi calon kepala daerah mengikuti Pilkada 2020 misalnya dalam kampanye hingga isu politik uang. Namun ia menyebut calon kepala daerah perempuan bila memaksimalkan usahanya dapat merebut hati pemilih.
“Bagi paslon Pilkada ini memberi tantangan sendiri karena kampanye dan sosialiasi program harus dijalankan dengan cara kreatif, inovatif dan hindari kerumunan masa,” katanya.
Berdasarkan data DP4 Kemendagri untuk Pilkada 2020 calon pemilih potensial perempuan adalah 52.616.521 jiwa, hampir menyamai jumlah pemilih laki-laki 52.778.939. Ia mengatakan tantangan Pilkada 2020 lainnya adalah jumlah partisipasi pemilih.
“Dampak pandemi juga besar terutama dalam potensi partisipasi saat pencoblosan berlangsung. Sejumlah survei menunjukkan besarnya potensi masyarakat yang khawatir untuk ikut Pilkada karena masih ada kekhawatir potensi tertular COVID-19,” ujarnya. (dtc)