Daerah  

Petani Palas Resah, Insiden Pembakaran Mesin Panen Tercium Aroma Persaingan Bisnis

MONEVONLINE.COM, LAMPUNG SELATAN – Insiden pembakaran mesin pemanen padi (Combaine Harvester) yang terjadi di Kecamatan Palas, Lampung Selatan meresahkan petani setempat.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapktan) Mekar Mukti, Desa Mekar Mulya, Kecamatan Palas, Hj. Dartok, mengungkapkan bahwa para petani khawatir, kejadian tersebut akan berimbas dengan kondusifitas warga. Terlebih, tercium dugaan aksi pembakaran itu dilatarbelakangi dengan persaingan bisnis, yakni penyewaan mesin combaine.

“Kebanyakan kita (koordinator operasional combaine, red) resah. Karena sudah ada oknum warga yang gagah-gagahan. Dia (oknum, red) mengatakan bahwa ia lawannya. Itu disampaikan ke petani kebetulan saya denger,” ungkapcap Hj Dartok, Selasa (22/6/2021).

Berdasarkan keterangannya, oknum bahkan pernah menakut-nakuti petani dengan seolah menunjukan senjata api. Para petani berasumsi bahwa tujuannya untuk memonopoli penyewaan mesin combaine.

“Saya denger sendiri itu. Dia berbicara dengan petani di lokasi lahan pertanian padi. Dia menyewakan combaine di lokasi sebelahnya, terus minta juga di lahan lain. Lalu dia ngomong,’kalau ada apa-apa saya yang tanggungjawab.” Hj Dartok menirukan oknum warga yang seolah menghantui keresahan petani.

Bukan hanya itu, bahkan padi yang masih hijaupun sempat ingin hendak dipanen. Karena terus mendapatkan intervensi dari pihak arogan yang diceritakan itu.

“Saya bilang, kalau padi masih hijau, saya tidak mau menerimanya. Saya harap, ada kerjasama yang bagus,” harapnya.

Ia berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengungkap kasus yang memicu keresahan warga yang mayoritas sebagai petani.

Terpisah, salah seorang petani yang namanya enggan dipublikasikan juga mengamini situasi demikian. Mereka merasa resah dengan mulai terjadinya aksi kriminal dalam persaingan bisnis pemyewaan mesin combaine harvester.

“Semestinya tertib saja. Ada pembagian wilayah. Jadi kita petani juga nggak takut waktu musim panen. Jelas, harus alat siapa yang kita pergunakan saat panen. Terutama ya kalau bisa orang kita sendiri (warga setempat, red), ” harapnya.

Ia juga menyampaikan, ke depan diharapkan adanya penertiban penyewaan alat pemanen padi dari pihak yang terkait.

“Pihak kecamatan, polsek atau yang lainnya kemungkinan bisa mencarikan solusi untuk mengantisipasi musim panen selanjutnya,” tukasnya. (Doy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *