Monevonline.com, Jakarta – Menteri Investasi Rosan Roeslani buka-bukaan soal realisasi investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Investasi yang masuk ada yang dari investor swasta asing dan lokal, serta investasi pemerintah untuk membangun infrastruktur dasar dan kawasan inti pemerintahan.
Rosan memaparkan investasi pemerintah jumlahnya masih jauh lebih besar daripada swasta. Investasi pemerintah sudah mencapai Rp 85 triliun, sementara itu dari pihak swasta baru Rp 58,6 triliun.
“Ya sebenarnya ada beberapa investasi yang sudah masuk ya, yang kalau dari swasta sudah ada komitmen kurang lebih Rp 58,6 triliun, kalau pemerintah sendiri sudah Rp 85 triliun,” ungkap Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2024).
Bicara investasi di IKN, sejauh ini sebetulnya investasi swasta yang masuk masih jauh dari target yang ditetapkan. Targetnya sendiri investasi swasta yang bisa masuk mencapai Rp 100 triliun di 2024, namun sampai saat ini baru Rp 58 triliun.
Ketika ditanya soal hal, Rosan tak mau banyak bicara. Termasuk ketika ditanya soal apa strategi Kementerian Investasi untuk mengejar target tersebut. “Ya nanti ya mas ya,” katanya singkat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sudah bicara soal realisasi yang masih jauh dari target tersebut. Jokowi sendiri masih mengapresiasi total investasi yang sudah masuk Rp 58 triliun di IKN. Menurutnya, investasi itu sudah cukup besar, meskipun sebenarnya masih jauh dari target Rp 100 triliun di akhir 2024.
“Tapi angkanya udah gede banget kok. Duit gede lho Rp 58 triliun,” tegas Jokowi ditemui di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2024).
Meski masih cukup jauh dari target, Jokowi bilang optimisme harus tetap digaungkan agar target investasi Rp 100 triliun bisa dicapai.
Yang jelas, Jokowi bilang urusan investasi di IKN memang tak bisa buru-buru, pemerintah harus tetap melakukan seleksi terhadap minat investasi yang masuk. Dia mengatakan tidak semua bisa masuk IKN. Investasi yang berkualitas lah yang dicari pemerintah di IKN.
“Serius ndak? Kalau serius baru diberi peluang. Kita memang memilih, jadi nggak semua boleh masuk semua boleh investasi. Harus diseleksi, sehingga memang bener baru Rp 58 triliun,” ungkap Jokowi.(*)