Monevonline.com, Sedih memang dan memang sedih. Pergi ke toko buku untuk membeli majalah National Geographic lantaran edisi khusus hari wisata dunia tapi mesti menerima kenyataan pahit tentang pariwisata Lampung.
Ceritanya gini, dalam rak buku salah satu toko, terpajang majalah Natgeo yang harganya 50 ribu rupiah tapi dapat dua edisi. Satu untuk edisi dunia dan bonusnya Natgeo Indonesia tentang journey 10 plus destinasi wisata terbaik republik Ini.
Sial, satu pun keindahan alam atau objek wisata Lampung tidak masuk hitungan majalah tersebut. Padahal daerah ini diapit barisan bukit barisan selatan. Lalu di kawasan tanggamus, ada banyak pantai dan ada gunung. Di Lampung Barat ada danau Suoh, keramik dari panas bumi dan di Pesisir Barat, ada laut lepas tempat para surfing dunia menjajal kebolehan teknik mereka.
Yang membuat iri parah adalah, Provinsi tetangga di Pulau Sumatera, yakni pulau Belitung masuk ke dalam 10 plus destinasi wisata di Indonesia yang dibahas Natgeo. Di dalam pantai Belitong memang bertebaran batuan granit nan memesona sehingga masuk ke dalam geopark. Tapi Lampung, lho Lampung, ah ilah kenapa enggak masuk. Wajar Sandiaga Uno mengatakan Lampung “akan” menjadi objek wisata utama. Ingat kata akan, yang berarti baru mau dimulai.
Sialnya lagi, Natgeo membahas desa-desa wisata yang ada di dalam objek liburan atau pelisiran di sejumlah daerah dalam bahasan mereka. Jadi teringat perkataan pengamat ekonomi Asrian Hendi Caya dalam podcast Red Room. Dia mengatakan, di zaman viral ini mesti ada yang meramaikan objek wisata Lampung dalam jagat maya. Artinya, belum ada objek di Lampung yang viral sehingga Unesco belum menetapkan Geopark di kawasan ini. Imbas dari itu, desa-desa wisata di Lampung luput dalam pembahasa Naatgeo. Tapi memang ada desa wisata di sini? Tempat wisata alamnya saja belum terkelola, dan berdasar obrolan dengan Dosen Ekonomi Universitas Lampung, Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di sini dapat kita hitung menggunakan jari. Dahsyat
Lampung kebanggan kita semua, dan kita semua warga Lampung yang membanggakan atau membagongkan?
Di tengah krisis ekonomi akibat Rusia dan Ukraina yang belum sudah-sudah, dan di tengah isu inflasi global serta naiknya sejumlah kebutuhan pokok lantaran harga BBM, maka bisa jadi sektor wisata dapat menggenjot perekonomian Lampung. Misal, hotel-hotel di Bandar Lampung dipenuhi pelancong dari Sumatera hingga Papua, begitu pula dengan Home Stay, gitu juga dengan produk UMKM yang dikelola BUMDES, sama halnya dengan produk hasil tangkap nelayan, pertanian dan yang lain. Oh tidak, ini sangat menggiurkan, mari dan ayo pemerintah ini kita gerakan. Bukankah para pokdarwis sudah mendapat pembinaan dan pelatihan?
Sampai di sini, mari sejenak kita merenung jika belum seluruh kekuatan belum dapat kita gerakan.
(Alfariezie)