Berita  

Sekretaris Projo Muda Lampung: Soal Banjir Di Bandar Lampung Jangan Mendeskreditkan Walikota

Merespons peristiwa banjir di sekitar Bandar Lampung di awal tahun ini, Projo Muda Lampung meminta masyarakat untuk cerdas dan adil dalam mencari penyebab terjadinya banjir dan tidak seenaknya mendiskreditkan Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana.

 

Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris DPD Projo Muda Lampung Ichwan Aulia, di Bandar Lampung, Sabtu (18/1/2025).

 

“Bencana banjir yang merupakan peristiwa alam tidak seharusnya dijadikan opini liar yang secara ovensif menyerang kinerja dan pribadi Walikota Bandar Lampung. Bangsa ini harus terbiasa bertindak adil bahkan sejak dalam pikiran,” tegas Iwan.

 

Menurut Iwan, intensitas hujan yang tinggi dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini telah menyebabkan banyak titik di Bandar Lampung terendam air; kejadian ini seharusnya mendapatkan perhatian serius oleh elit politik, tokoh dan masyrakat di Bandar Lampung untuk gotong royong menangani banjir.

 

“Banjir sifatnya adalah bencana alam. Sangat tidak etis kalau bencana dijadikan untuk membangun opini yang hanya menyudutkan/menjelekan hanya satu pihak, yaitu Pemerintah Kota Bandar Lampung; seolah-olah hanya kesalahan tunggal,”

 

Projo Muda Lampung mengimbau agar dalam menghadapi masalah dan musibah ini kita jangan saling menggugat dan atau saling menyalahkan atau hanya menyalahkan kepada salah satu pihak, karena masalah ini sangat kompleks dan membutuhkan pendekatan yang holistik dan kerja sama dari banyak pihak,” kata Sekjen DPD Projo Muda Lampung dalam keterangannya.

 

Namun, menurut dia, langkah yang diperlukan untuk penanganan banjir di ibu kota Provinsi Lampung ini adalah koordinasi yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemprov Lampung dan Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk bisa bersama mencari solusi yang lebih baik sehingga di tahun-tahun mendatang, meskipun hujan turun dengan deras, banjir tidak seperti yang ada sekarang,” ujarnya.

 

Ia juga menjelaskan, bahwa penyebab banjir itu sangat kompleks dan banyak faktor, bukan hanya disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi. Salah satunya adalah faktor topografi, topografi yang beragam dimana Bandar Lampung mempunyai kawasan rendah hingga perbukitan sehingga sebagian kawasan Bandar Lampung adalah daerah lewatnya jalur air hujan.

 

Selain, faktor topografi, pendangkalan sungai, penyumbatan irigasi yang disebabkan karena sebagian masyarakat masih membuang sampah sembarangan hingga Tata Ruang Kota dan Ruang Terbuka Hijau.

 

“Sudah sejak Awal, Pemkot Bandar Lampung menyadari hal ini. Karena itu Pemkot ada program grebek sungai untuk mengurai persoalan pendangkalan dan sampah yang menjadi salah satu faktor tambahan memperparah situasi,” ucapnya.

 

Oleh karena itu, Iwan menegaskan, bahwa bencana banjir tidak boleh dijadikan alat untuk membangun opini untuk menyerang dan menguntungkan pihak-pihak tertentu.

 

“Seharusnya ini, selain kita jadikan bahan evaluasi ke depan bersama-sama, tidak hanya pemerintah, namun juga masyarakat agar cinta lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan dan juga sebagai moment untuk kita bahu-membahu untuk membantu saudara kita yang terkena musibah,” tutupnya.