Monevonline.com, Pandemi Covid-19 melanda Republik Indonesia selama kurang lebih 2 tahun dan masih ada kasus terkonfirmasi pada tahun 2022.
Sebagian orang merasakan dampak penyebaran virus Wuhan tersebut. Ada beberapa yang mesti menerima PHK atau pun pemutusan kontrak kerja.
Ketua GMNI Bandar Lampung, Ichwan Aulia, SH mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mesti secara nyata segera menerapkan pendidikan karakter bagi peserta didik mau pun mahasiswa.
“Penerapan pendidikan karakter lebih baik masuk ke mata pelajaran non formal, seperti ekstrakulikuler,” tuturnya.
Sejak Pandemi, pengusaha-pengusaha muda banyak yang kehilangan jati diri lantaran kemerosotan ekonomi. Pendidikan karakter dan penguatan mental bukan hanya bertujuan mengedapankan moral, tapi juga mental menjadi seorang yang bernilai untuk hidup di era kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan.
Apalagi saat ini perguruan tinggi seperti Universitas Lampung telah banyak melakukan penelitian. Salah satu penelitian yang bermanfaat untuk menambah pendapatan adalah budidaya udang Vaname.
Kepala Program Study S2 Magister Manajemen Wilayah Pesisir dan Laut (MWPL) Dr.Supono, S.Pi, M.Si, mengungkap, budidaya udang yang berasal dari perairan pasifik tersebut bisa dilakukan juga di air tawar dan di pekarangan.
Keunggulan udang ini, penebarannya mencapai 60-150 ekor/m2, sedangkan pertumbuhannya berkisar 1,0-1,5 gram dan tingkat kelangsungan hidupnya 80-90%.
Sementara udang Windu mengalami penurunan pertumbuhan dari 1,2 menjadi 1,0 gram perminggu dan kelangsungan hidupnya 50%.
Hewan ini juga toleransi terhadap salinitas, toleransi terhadap suhu, kebutuhan diet proteinnya rendah, dan induk udang vaname dapat didomestikasi sehingga benih yang dihasilkan terkontrol dan bebas dari phatogen tertentu.
Akan tetapi praktek budidaya udang vaname air tawar mau pun air payau memerlukan prosedur yang tepat. Karena itu calon praktisi budidaya udang vaname mesti mempersiapkan rencana dan bekal pengetahuan.
Secara umum, budidaya udang vaname sudah berhasil hampir di seluruh letak strategis Lampung, yakni di kawasan pesisir. Antara itu, di Tulang Bawang, Mesuji, Lampung Timur, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus hingga Pesisir Barat.
“Di Bandar Lampung sudah ada beberapa yang mencoba tambak vaname air tawar. Unila sendiri sudah mencoba budidaya udang vaname dengan penerapan pengenceran air dari 30 PPT jadi 5 PPT,” jelas Dr. Supono.
Namun amat disayangkan, perairan laut Bandar Lampung sudah banyak yang tercemar limbah logam berat, berdasar penelitian Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung Dr. Indra Gumay Yudha, S.Pi., M.Si yang dilakukan pada tahun 2007.
Andai perairan pesisir Kota Bandar Lampung tidak tercemar, maka budidaya udang vaname dapat dimanfaatkan para nelayan Sukaraja yang saat ini mengeluhkan tangkapan mayang ikannya terus merosot.
Kendati demikian, budidaya udang vaname merupakan peluang pendapatan yang menjanjikan karena dapat dilakukan menggunakan air tawar dan dapat diterapkan di pekarangan rumah.
Diharapkan, generasi muda, terlebih mahasiswa terkait dapat melihat peluang ini, sehingga maritim Lampung bermanfaat bagi ekonomi kerakyatan dan lebih luas lagi menjadi sumber gizi nasional.
(Alfa)