Tiga Hari, Tiga Kasus Gantung Diri Terjadi di Lampung

ilustrasi ist.

MONEVONLINE.COM, BANDARLAMPUNG – Dalam tiga hari ini, tercatat terjadi sebanyak tiga kali kasus bunuh diri. Hari ini, Jumat (22/1/2021), seorang warga Desa Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur, ditemukan meninggal dunia tergantung di sebuah pohon.

Korban diketahui bernama Firmansyah (35), warga RT 17, RW 10 Desa Gunung Sugih Besar, Sekampung Udik. Korban diduga mengalami depresi.

Ketua RT 17 Desa Gunung Sugih Besar, Alexandria mengatakan bahwa keterangan dari orang tua korban, Mat Husain, anaknya meninggalkan rumah sejak Kamis sore. Namun, hingga malam korban belum juga kembali.

“Bersama orang tua korban kami sempat mencari hingga malam, karena tak ketemu kami lanjutkan pagi harinya,” kata Alexandria.

Pada pencarian pagi hari sekitar pukul 06.30 WIB, Alexandria mengatakan bersama warga kemudian menemukan sosok mayat dengan keadaan leher terikat tali tambang dan tergantung di pohon waru di kebun milik warga desa setempat.

Sebelumnya, peristiwa serupa juga terjadi di Bandarlampung dan Metro. Seorang mahasiswi cantik jurusan Geomatika di Institute Teknologi Sumatera (Itera), ditemukan tewas gantung diri.

korban yang diketahui bernama Zahra Shiva (21), warga Jalan Karimun Jawa, Gang Wisma 1, Kecamatan Sukarame, Bandarlampung, itu ditemukan tewas di dalam rumahnya pada Rabu (20/1) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

Korban diketahui tinggal seorang diri. Ia ditemukan oleh Ivan, yang merupakan kekasihnya. Sebelumnya Ivan sempat berkomunikasi melalui pesan WhatsApp, namun saat dirinya ke rumah korban, Zahra sudah dalam keadaan terbujuk kaku dengan tubuh tergantung di pintu kamar dengan sebuah kain yang melilit di lehernya.

Menurut Ivan, dirinya sudah curiga saat kekasihnya itu memberi isyarat untuk berbuat nekat dengan mengirimkan beberapa gambar stiker boneka gantung diri melalui pesan WhatsApp. Namun, dia mengaku tak tahu alasan pasti yang melatarbelakangi aksi nekat kekasihnya tersebut. Hanya saja, korban memang sempat curhat masalah tugas akhir kuliah serta kondisi orang tuanya yang sedang sakit di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

“Iya kayak lagi depresi gitu. Kami terakhir chat pukul 21.00 WIB, setelah itu saya coba datang ke rumah dan menemukannya sudah tewas bunuh diri,” ujar Ivan, kekasih korban di TKP, Rabu (20/1/2021) malam.

Kemudian pada dini hari, Warga Kota Metro digegerkan dengan penemuan jasad seorang pemuda yang tewas gantung diri di atap kamar rumahnya, Gg. Bakti 15 Kauman, Kecamatan Metro Pusat, Kamis (21/1).

Pemuda berinisial H bin MP (30) ditemukan oleh sang kakak sekira pukul 08.45 WIB dalam keadaan sudah tak bernyawa, dengan seutas tali tambang jemuran terikat di lehernya.

Mujiono (56), kakak ipar korban mengungkapkan, H merupakan anak ke 11 dari 12 bersaudara, H pertama kali ditemukan oleh kakak ketiga korban.

“Awalnya, kakak dia yang nomor tiga dari saya itu yang melihat pertama. Saat itu pintu di gedor-gedor gak ada suaranya, biasanya kan pagi sudah bangun, terus di dobrak dan liat almarhum sudah begitu. Kami juga tidak tau kenapa begini, dia gak pernah cerita dan gak pernah mengeluh,” kata Mujiono kepada media sembari menahan tangis, Kamis (21/1). (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *