MONEVONLINE.COM – Dalam rangka meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk perikanan serta mendukung peningkatan konsumsi ikan nasional dan kesejahteraan masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menyelenggarakan pelatihan pengolahan perikanan di berbagai lokasi. Kali ini Balai Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (BPPP) Medan, salah satu Unit Pelaksana Teknis BRSDM, menyelenggarakan Pelatihan Diversifikasi Olahan Hasil Perikanan dan Pelatihan Pengolahan Ikan Nila di Kota Langsa pada 20-21 Februari 2021 dan Kabupaten Aceh Timur pada 21-22 Februari 2021.
Pelatihan ini diselenggarakan guna mendukung arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Harapannya, pelatihan dapat meperluas wawasan pelaku utama kelautan dan perikanan untuk mendiversifikasi aneka olahan dari hasil perikanan, yang merupakan hilir kegiatan kelautan dan perikanan.
Dihadiri 100 peserta dengan rincian 50 pelaku utama pengolah perikanan dari masing-masing kota/kabupaten, pelatihan dilakukan dengan metode blended system demi mengutamakan protokol kesehatan. Para peserta dibekali kurikulum ajar meliputi penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) dan Standard Sanitation Operating Procedure (SSOP), diversifikasi olahan ikan, pembuatan mie ikan, dan pembuatan samosa ikan. Tak ketinggalan, para peserta juga diberikan bahan dan alat sesuai yang dibutuhkan.
Kepala BPPP Medan Natalia menyebut, selama ini diversifikasi ikan memang sudah banyak dilakukan di wilayah para peserta. Namun, variasinya masih terbatas. Untuk itu, pelatihan pembuatan mie dan samosa ikan ini dapat menjadi inovasi baru yang menjadi pilihan masyarakat luas
“Saat ini produk-produk olahan ikan yang sudah banyak kita jumpai baik di pasar tradisional maupun modern biasanya berupa siomay, otak-otak, dan nugget. Mie dan samosa ikan ini akan menjadi produk variatif yang bersaing,” ucapnya.
Senada dengan itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati berharap agar pelatihan ini dapat menjadi jalan pembuka usaha yang inovatif bagi para peserta untuk menambah penghasilan rumah tangga dan mengembangkan usaha perikanan dimasa pandemi COVID-19. Hal ini sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan dan minat penduduk yang telah dilakukan pihaknya.
“Tentunya, tema pelatihan dipilih dengan dilakukannya identifikasi kebutuhan daripada penduduk Aceh yang ingin memperluas pengetahuan di bidang diversifikasi olahan ikan. Mudah-mudahan kegiatan ini memberikan sentuhan, kontribusi, dan kemanfaatan kepada masyarakat dalam mengembangkan olahan produk ikan,” tuturnya.
“Ke depannya, BPPP Medan bersama dengan penyuluh perikanan akan terus mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan penduduk Aceh agar terfasilitasi oleh kami,” lanjut Lilly.
Ditemui secara terpisah, Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) Sjarief Widjaja menyatakan, diversifikasi produk olahan hasil perikanan dapat menjadi salah satu cara jitu untuk menumbuhkan kebiasaan mengonsumsi ikan masyarakat Indonesia. Ia menyebut, hal ini perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan nilai gizi masyarakat melalui protein ikan yang menyehatkan.
“Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan untuk meningkatkan nilai ekonomi produk, meningkatkan nilai gizi produk, dan meningkatkan mutu produk, kita harus melakukan perubahan. Melakukan diversifikasi terhadap pengolahan ikan sehingga menjadi konsumsi yang menarik bagi masyarakat agar terbiasa mengonsumsi ikan,” ujarnya.
Anggota Komite II DPD RI, Abdullah Puteh menyebut, Provinsi Aceh sebagai satu kesatuan memiliki sumber daya alam (SDA) yang berlimpah. Ia berharap, pasca pelatihan peserta tetap mendapatkan pendampingan agar dapat berlanjut pada kegiatan produksi, pengolahan, dan distribusi. Sebagai dampaknya, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi Aceh dalam penguatan ketahanan pangan dan kesejahteraan nelayan.
“Saya mohon kepada BPPP Medan untuk tidak melepas peserta setelah pelatihan selesai dengan hanya membuahkan sertifikat. Terus dampingi peserta terutama dalam hal permodalan agar peserta dapat mengembangkan usaha koperasi,” ungkapnya.
“Saya harap 100 peserta yang mengikuti pelatihan ini dapat dikelompokkan sehingga terbentuk 2-3 koperasi di masing-masing daerah yang dapat terus berhubungan dengan KKP ke depannya,” tambah Abdullah.
Menutup sambutannya, ia menyampaikan dukungan kepada para peserta untuk fokus dalam pelatihan. Tak lupa, ia pun mengingatkan agar seluruh peserta tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak satu sama lain selama pelatihan berlangsung.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perikanan Kota Langsa, Banta Ahmad menyebut bahwa Kota Langsa memiliki berbagai macam produk olahan ikan yang terkenal dan diminati, salah satunya terasi. Ia berharap agar produk-produk olahan ikan ini dapat dikembangkan sebagai produk ekspor. Guna mewujdukannya, ia pun berharap agar KKP dapat turut mendukung pengembangan pelabuhan perikanan di Aceh. “Kota Langsa sangat terkenal akan terasinya. Dengan adanya pelabuhan perikanan, kami bisa perkenalkan produk terasi kami yang selama ini sudah terkenal di Aceh secara lebih luas,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, Kota Langsa memiliki 15 unit pengolahan dan 50 pengolah ikan perorangan. Untuk itu, ia berharap agar KKP terus menyelenggarakan berbagai program pelatihan lanjutan untuk memfasilitasi pengolah-pengolah tersebut.
“Kami sangat senang pengolah kami mendapat perhatian dan diberikan pelatihan ini. Ke depannya kami berharap ada program lainnya yang bisa diberikan ke Langsa. Mulai dari perikanan tangkap sampai dengan pariwisata. Kami siap jalankan program apapun,” jelasnya.
Para peserta pun menyambut baik pelatihan ini. Rubiah, salah satu peserta asal Kecamatan Langsa Baru optimis bahwa pengetahuan diversifikasi olahan ikan yang didapatnya selama pelatihan akan membantu peningkatan usahanya yang bergerak pada produk-produk hasil olahan ikan. “Kegiatan ini sangat baik untuk megembangkan produk yang saya kelola selama ini, jadi ilmu yang didapat bisa digunakan untuk meningkatkan penjualan saya,” ujarnya.
Ia pun berharap agar KKP terus memberikan pelatihan serupa bagi masyarakat ke depan. “Harapan saya, ke depannya dapat diadakan lagi pelatihan untuk pengolah ikan disini tapi dengan variasi olahan ikan yang baru, yang lebih menarik lagi,” tandasnya.
Turut mengindahkan pelatihan ini, Lian Maulina, salah satu peserta asal Desa Selala, Kecamatan Langsa Lama menyampaikan bahwa diversifikasi olahan berupa samosa akan membantu penjual produk olahan ikan dalam mempersiapkan variasi makanan di bulan puasa yang akan datang. “Salah satu usaha saya yaitu menjual aneka snack di bulan puasa, pelatihan membuat samosa ikan ini sangat bagus untuk saya menjual produk baru di buka puasa,”
Sebagai informasi, turut hadir dalam kesempatan ini Kepala Bidang Pengutan Daya Saing Produk Perikanan Dinas Perikanan Aceh Timur, serta jajaran instruktur dan penyuluh perikanan BPPP Medan.(rls/red)