Monevonline.com, Tulang Bawang Barat- Pemerintah tiyuh Mago Mulyo, kecamatan Tumijajar, kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun anggaran 2021 berkomitmen melayani data kependudukan warga tiyuh setempat secara menyeluruh melalui pelayanan yang cerdas dan cepat.
Pelayanan data kependudukan yang sedang berjalan di Tiyuh Margo Mulyo saat ini berupa pelayanan status kepemilikan kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), buku nikah, akta kelahiran, hingga pendapatan dan pengeluaran warga setiap tahunnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi persoalan ditengah masyarakat dan menyelesaikannya. Hal ini diungkapkan kepala Tiyuh Margo Mulyo Didik Subroto kepada wartawan diruang kerjanya, balai Tiyuh setempat. Jum’at, (4/6/2021).
Dengan bersinergi dengan instansi terkait, nantinya, lanjut Didik, penduduk yang belum memiliki atau kehilangan KTP, KK, dan akta kelahiran akan dapat kembali memiliki termasuk kepemilikan buku nikah, Didik menyebut pihaknya akan bekerjasama dengan kementerian agama melalui kantor urusan agama untuk menyelesaikannya. sehingga kedepan, data kependudukan seluruh warga Margo Mulyo dapat terlengkapi.
“tadi yang udah digarap data base secara menyeluruh, bahkan kita juga disitu mulai melihat dari KK, KK dia ini sudah terinput secara nasional apa belum dan Capil sudah 2 kali turun, kita liat disitu udah ada buku nikah apa belum, kalo belum kita bisa kerja sama dengan Kemenang, dengan KUA. “Jelanya.
Mengenai pendataan penghasilan dan pengeluaran warganya pertahun, Didik mengatakan hal itu bertujuan untuk landasan mengambil kebijakan kedepannya seperti penyusunan RPJM Tiyu dan RKP Tiyuh. “itu fungsinya untuk mengambil kebijakan kedepannya, oh, berarti wargaku perlunya ini” kata Didik.
Dalam hal pemulihan ekonomi dampak pandemi Covid-19 di Tiyuh yang dipimpinnya, dengan rinci dirinya menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya telah memunculkan berbagai macam kegiatan ekonomi berbasis rakyat atau ekonomi kerakyatan yang pendanaannya bersumber dari APBTiyuh tahun 2021.
“kemarin 80 juta kita anggarkan dan langsung diterima warga sesuai usahanya, ada yang kerajinan bambu, ada yang budidaya lele, ada yang penambahan ternak kambing, ada yang olahan jahe merah.” paparnya.
Saat disinggung mengenai pemilihan kepalo tiyuh serentak (Pilkati) bulan Oktober yang akan datang, Didik menyebut bahwa setiap kepalo Tiyuh pasti menginginkan pembangunan yang cepat dan tepat. Akan tetapi, pembangunan juga ada fase tahapan apalagi terjadi keadaan Force Majeure (Kahar/ kejadian luar biasa) yang tidak diperhitungkan pada saat penyusunan RPJM Tiyuh yang menyebabkan tertundanya pembangunan.
“Seperti contoh covid ini, saat penyusunan RPJM dulu covid tidak ada, jadi artinya itu yang perlu dipertimbangkan, jadi apa yang belum kami capai hingga akhir masa jabatan ini, harapannya tahun depan bisa berkesinambungan” tutupnya. (Rido)