Monevonline.com– Andai mengunjungi daerah Kemiling, kita tak sekadar menyaksikan hiruk pikuk metropolitan karena jalur di sana berdampingan gunung Betung dan hijau Bukit Barisan Selatan.
Kemiling juga diramaikan Supermarket dan kuliner siap saji. Lain dari itu, daerah perbatasan antar Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran ini juga dihuni tempat-tempat wisata dan pengrajin batik.
Andai pemerintah provinsi atau kota merancang peta wisata dan UMKM, lantas apa yang dihasilkan?
Berbicara ini, Monev sempat berbincang dengan Owner salah satu batik yang bekerjama dengan pemerintah Provinsi. Dia menyatakan, tempatnya membuat batik sering dikunjungi wisatawan dari Palembang dan sekitar. Dia juga bilang, sering melihat bus-bus besar berseliweran.
“Jalur wisata kemiling ini sebenarnya sudah jadi. Di sini ada beragam tempat wisata. Saya sering melihat bus besar parkir di Lengkung Langit,” katanya.
Tempat wisata di Kemiling dan sekitarnya ialah, Tebing Vietnam, Kampung Vietnam, Lengkung Langit, Pintu Langit Lampung, Bukit Sakura, Taman Rusa Wan Abdul Rahman, Taman Bunga Celosia Umbul Helau, Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Camp 91, Lamban Gunung, Puncak Mas hingga Lembah Hijau.
Lalu kita bicara pengrajin batik yang ada Kemiling maka ada Batik Siger, Griya Batik Gabovira, dan Deandra Batik Tulis.
Peningkatan Ekonomi dan Kesataraan Gender Produksi Batik
Suguhan penciptaan tradisional kain batik dapat dijadikan wisata alternatif. Keunikan itu bisa jadi materi pembelajaran serta selfie kaum millennial dengan kaum ibu pengrajin batik.
Sedikit cerita tentang kaum ibu pengrajin batik di Kemiling. Kerajinan batik telah memperkaya mata pencaharian mereka. Sambil bercerita perihal kehidupan, mereka bisa bergembira melukis keelokan di lembar-lembar kain bermotif.
Sebelum bermunculan tempat produksi kain batik, mereka hanya mengurus rumah tangga dan menunggu penghasilan kepala keluarga.
Sedikit menyinggung kesataraan gender, munculnya produksi batik di Kemiling telah memantapkan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat.
Ketua Forum PUSPA Lampung, Yuli Nugrahani mengatakan pada 29 Maret 2021. Perempuan belum menerima nilai ekonomi yang setara dengan laki-laki. Lalu dari segi pendidikan, politik dan budaya pun sama. Perempuan belum ditempatkan setara dengan laki-laki.
Kerasahan Yuli lama kelamaan akan terkikis andai peta wisata Kemiling benar-benar terwujud. Seiring makin banyak kunjungan wisata, bukan tak mungkin akan bertebaran UMKM dan pengrajin batik lain mau pun kerajinan lain yang ownernya perempuan. Kemudian dari situ diharapkan menampung tenaga kerja, baik laki-laki mau pun perempuan.
Pembangunan Penerangan Jalur Wisata dan UMKM
Penting untuk disimak tentang kemajuan pariwisata, ada tiga. Pertama atraksi. Tadi kita bicara tentang proses penciptaan batik serta berbagai keindahan alam di tiap tempat wisata. Proses penciptaan batik tulis dapat dijadikan satu unsur pemenuhan atraksi pariwisata yang selaras dengan keindahan juga kesejukan alam.
Andai UMKM di sepanjang jalur wisata Kemiling hingga Tahura Wan Abdul Rahman jadi kenyataan maka sebagaimana di restoran-restoran yang menyuguhkan proses masak para koki dari sebuah kaca. Penikmat makanan melihat racikan serta jerih payah para koki menghidangkan sajian lezat.
Contoh ini berlaku bagi pemerintah serta stakeholder terkait untuk melakukan pendampingan. Praktisi UMKM mesti mendapat materi tentang atraksi menggaet pembeli dari tiap proses produksi.
Langkah lebih lanjut meramaikan jalur wisata ialah menerapkan Amenitas, yakni penunjang wisata yaitu penginapan semacam hotel, resort dan tempat makan, pusat perbelanjaan serta rumah sakit atau tempat kesehatan yang peralatannya mempuni.
Ketiga, akses juga bagian penting proyek jalur wisata. Pemerintah provinsi atau kota mesti memperbaiki dan terus merawat jalur wisata. Lampu penerangan, rambu lalu lintas serta transportasi umum merupakan kenyataan yang tak dipisahkan untuk meramaikan perekonomian.
Pengelola destinasi wisata Bumi Kedaton, Ir. Dwi Ernawati pernah mengeluhkan gelapnya penerangan di sepanjan Jalan Tahura Wan Abdul Rahman dan Kemiling. Padahal destinasi wisata yang dikelola berpotensi menciptakan liburan malam hari. Tapi sulit terlaksana karena minim penerangan jalan dan tidak ada transportasi umum yang masuk wilayah itu.
Stimulan Pertumbuhan Ekonomi Jalur Wisata
Pemerintah pusat mau pun daerah telah mempercepat vaksinasi massal. Cakupan vaksinasi dosis 1 di provinsi Lampung, pada Jumat, 18 Maret 2022 telah mencapai 88,92%. Angka ini setara 5,91 juta peserta vaksin dari target yang ditetapkan sebanyak 6,65 juta orang. Sementara untuk vaksinasi dosis 2 hingga kemarin telah tercapai 66,39% dari target.
Langkah awal pemulihan ekonomi telah terlaksana. Lebih lanjut ialah kelonggaran pinjaman Bank, semacam Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menunjang penguatan pembangunan Peta Wisata Kemiling-Tahura Wan Abdul Rahman.
Namun KUR ini masih lemah karena yang dapat melakukan pinjaman modal pemilik usaha saja. Sedangkan masyarakat yang belum mempunyai usaha pun berpeluang sukses menjajakan barang dagangan atau produksi rumahan di jalur wisata.
Tapi andai pemerintah memberi kelonggaran pinjaman modal, bukan tak mungkin ini dimanfaatkan oknum. Sangat mungkin banyak yang mengambil kesempatan.
Pemerintah harus melakukan pengawasan ekstra ketat. Tim survei harus terikat sanksi sehingga menjalankan tugas dan tanggung jawab.
Program pinjaman modal yang longgar ini juga lebih kuat andai dibarengi pelatihan, pendampingan serta pengawasan.
Harga Pancasila Produk Lokal
Nasionaliesme bangsa Indonesia millenial hanya terlatih dan tercipta dari kata-kata. Tapi yang nyata, produk luar negeri menjamur dan menjadi kebanggaan kita. Ini merambah ke dunia kuliner.
Pemerintah mesti menekan harga jual produk di jalur wisata karena tak musykil menekan harga dan menekan sebaran produk luar negeri dalam e-commerse.
“Jangan sampai produk lokal hingga kuliner lebih mahal dibanding makanan atau produk luar negeri yang ada di pusat perbelanjaan modern. Bicara kualitas, Stigma orang Indonesia mengarah ke produk luar negeri atau buatan tiongkok,” ujar Crhris Nababan, Alumni Mahasiswa Ekonomi.
Keseimbangan harga dan kualitas produk jadi bagian penting strategi pertumbuhan ekonomi pasca pandemi. Bukan dilarang menerapkan harga berkali-kali lipat, akan tetapi dalam berdagang mesti juga melihat ekonomi rakyat Indonesia. Karena itu, pemerintah juga mesti menerapkan Ideologi Pancasila dalam penjualan produk di Indonesia, lebih khusus dalam peta wisata provinsi Lampung.
(Alfa)